Mohon tunggu...
Ali Fahmi
Ali Fahmi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biro Travel Haji Non Kuota Visa Furoda Bersertifikat dan Berpengalaman Garansi Cashback 100%.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Renungan] Daftar Haji Langsung Berangkat Dengan Program Haji Tanpa Antri

24 Januari 2018   12:47 Diperbarui: 24 Januari 2018   12:56 2871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Animo masyarakat terhadap Ibadah Haji tiap tahun semakin tinggi. Hal ini terlihat dari masa antrian yang semakin lama. Calon jamaah yang baru mendaftar haji tahun ini harus mau menerima kenyataan untuk menanti keberangkatan hingga 29 tahun lagi. Meskipun telah ada penambahan kuota dari Panitia pelaksana Haji (Pemerintah Kerajaan Arab Saudi). nasional.kompas.com

Ibadah Haji memang hanya diwajibkan bagi yang mampu. Jika saat ini kita diberikan kemampuan oleh Allah SWT (baik jiwa, raga maupun finansial) mengapa keberangkatannya mesti ditunda? Toh tiada yang bisa menjamin esok hari masih dianugerahi kemampuan itu. Sebagai rasa syukur yang mendalam atas nikmat tersebut, sebagai muslim yang baik mestinya segera menyempurnakan rukun Islam dengan menunaikan rukun Islam yang terakhir yakni Ibadah Haji.

Rasulullah bersabda, "Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: (1) Masa mudamu sebelum datang tuamu, (2) Masa sehatmu sebelum datang sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang miskinmu, (4) Masa sempatmu sebelum datang sempitmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu." (Dari Ibn Abbas ra diriwayatkan oleh Al-Hakim)

Waktu (Masa) merupakan suatu yang benar-benar berharga. Saking berharganya, bahkan Allah SWT sendiri pernah bersumpah atas nama masa, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al 'Ashr: 1-3).

Maka jelaslah, jika di masa kini telah Allah anugerahi kemampuan untuk berhaji, sungguh benar-benar merupakan sebesar-besarnya kerugian jika kita menunda untuk melaksanakan amal shalih tersebut. Berangkat haji tidak perlu menunggu kaya. Jika telah ada niat dalam hati, insya Allah rizki akan digerakkan oleh Allah SWT. Tidakkah kita sering mendengar di berbagai media mengenai calon haji yang datang dari berbagai latar belakang?? Tiap tahun selalu ada kisah inspirasi dari para jamaah haji. Ada kisah tentang tukang bubur naik haji. Ada juga kisah tentang pemulung naik haji. Tentu mayoritas dari kita beranggapan jikalau profesi-profesi tersebut bakal tidak mampu melunasi biaya haji. Namun nyatanya??

Iya, nyatanya kita yang lebih mampu saat ini belum juga bisa naik haji! Artikel ini ditulis bukan maksud untuk menyindir. Lebih dari itu, tulisan ini bermaksud untuk membuka hati kita serta mengingatkan kewajiban Haji dan juga masa hidup kita yang singkat di dunia ini.

Kehidupan modern yang kita lalui saat ini benar-benar mampu merubah gaya hidup kita. Trend fashion, makanan dan lain sebagainya benar-benar merubah cara pandang kita. Hampir tiada ruang dalam pikiran kita untuk memikirkan sebuah kebaikan bagi sesama. Motivasi kita hanya ingin memenuhi keinginan tentang dunia yang selalu tiada habisnya. Serasa tiada secercah cahaya hidayahpun yang menggerakkan hati kita untuk berterimakasih kepada Yang Maha Pemberi Rizki atas karunia yang Ia berikan dengan berkontribusi pada Agama dan kebaikan ummat.

Hidayah hanya datang bagi yang mencarinya. Sedangkan jalan untuk mencarinya yakni dengan cara memikirkan tanda-tanda kebesaranNya.

 "Dan Dia telah menundukan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. Al-Jatsiyah: 13)

"Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang- orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir." (QS. Al'Araf: 176)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun