Mohon tunggu...
Alifa Aulia Fauzi
Alifa Aulia Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Today i will be the best version of myself!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Public Relations - Universitas Al Azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Stok Vaksin Bertambah, Pemerintah Tuai Apresiasi Ketua DPR RI Puan Maharani

30 Juli 2021   14:59 Diperbarui: 30 Juli 2021   15:27 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang terus mengupayakan tambahan stok vaksin Covid-19. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity. Sebab, vaksinasi menjadi solusi dan harapan bangsa untuk bangkit dari pandemi Covid-19.

"Saya sangat mengapresiasi usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk terus menambah stok vaksin demi menggencarkan target pelaksanaan vaksinasi nasional," ujar Puan pada keterangan persnya, Kamis (29/7/2021).

Diketahui bahwa pada Selasa 27 Juli 2021, sebanyak 21,2 juta dosis vaksin Covid-19 jenis Sinovac didatangkan oleh pemerintah. Vaksin itu berupa bahan baku yang mencatatkan kedatangan vaksin tahap ke-30.

Menurut Puan, meski tambahan vaksin sudah datang, selanjutnya distribusi vaksin tersebut tetap harus dilakukan pengawasan ketat. "Vaksin yang sudah ada harus segera diproses produksinya kemudian diberikan untuk vaksinasi masyarakat Indonesia," tutur Puan.

"Pendistribusiannya juga harus tepat sasaran dan diarahkan pada daerah-daerah yang memang belum maksimal pelaksanaan vaksinasi masyarakatnya. Jangan sampai ada vaksin yang tidak sampai ke rakyat. DPR akan terus melakukan fungsi pengawasannya agar target vaksinasi nasional segera tercapai," kata Alumni Universitas Indonesia itu.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), total masyarakat Indonesia yang divaksin baru 16.5 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah itu setara dengan 44,6 juta penduduk dari 270,2 juta penduduk Tanah Air. Sementara, baru 17,9 juta penduduk atau 6,6 persen orang Indonesia yang menerima vaksinasi lengkap (dua kali).

Jumlah yang masih sedikit itu juga diikuti dengan tidak meratanya distribusi vaksin ke seluruh provinsi Indonesia. Mayoritas penerima vaksin ada di Jakarta dan Bali. Diketahui bahwa kedua daerah itu sudah mendapatkan 50 persen cakupan vaksinasi.

Di Jakarta, total sudah 6,95 juta orang yang mendapatkan vaksin pertama, sementara itu sebanyak 2,15 juta jiwa sudah mendapatkan dosis kedua vaksin. Di Bali, total dosis pertama vaksinasi telah diberikan pada 5,4 juta orang, sedangkan dosis kedua sudah diberikan pada 791,2 ribu masyarakat.

Angka tersebut cukup jauh jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Misal, di Lampung baru 311.264 orang yang sudah menerima vaksin dosis kedua. Sementara itu, di Maluku Utara baru 41.470 jiwa masyarakat yang lengkap divaksin dua kali.

Melihat data tersebut, Puan meminta pemerintah terus memacu kinerjanya untuk memaksimalkan persebaran vaksin. "Semua provinsi di Indonesia adalah yang utama. Jangan sampai ada ketidakmerataan vaksinasi ini. Kita baru bisa mencapai kekebalan komunal bila vaksin telah diberikan maksimal," kata Politisi PDI Perjuangan itu.

Puan juga meminta pemerintah untuk segera melakukan penambahan vaksin selanjutnya. Menurut Puan, jangan sampai ada kekosongan stok selama target vaksinasi nasional belum tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun