Mohon tunggu...
Ali Ali
Ali Ali Mohon Tunggu... -

saya senang membaca, dan ingin belajar menulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenapa Waktu Puasa Bisa Berhenti Merokok, tapi Setelah Lebaran Kumat Lagi ?

9 September 2011   00:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya bukan Perokok, tapi saya juga tidak membenci perokok. Saudara-saudara saya juga ada yang perokok. Bagi saya setiap orang mempunyai alasan dibalik setiap pikiran, perasaan, perkataan dan tindakannya, dan itu sah-sah saja.

Apa yang ingin saya utarakan disini cuma sekedar lintasan pikiran yang dipicu oleh pengakuan seorang teman, betapa dia ingin puasa berlanjut terus sepanjang tahun. Bukan karena dia ingin lebih lama berlapar-lapar dan berhaus-haus, tapi dia ingin bisa terus melanjutkan berhenti merokok.

Apa pasal ? teman saya ini mengklaim dirinya seorang “perokok berat”, saya pun tidak tahu apa kriteria “perokok berat” yang diuangkapkannya. Yang jelas, menurutnya dia sudah muak dengan ketergantungan dan kecanduannya dengan rokok, dan jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia ingin berhenti merokok.Hasratnya ingin berhenti merokok juga semakin besar ketika dia sudah menikah. Dia tahu betapa istrinya selalu menekan perasaan setiap kali dia mencium istrinya, karena dia tahu betapa istrinya tidak tahan dengan bau rokok dari mulut dan badannya. Mungkin istri saya mau muntah setiap kali saya menciumnya, kata teman saya tersebut.

Keinginan teman saya untuk berhenti merokok juga semakin bertambah besar ketika Tuhan mengarunia mereka anak-anak yang lucu. Kadang dia mengalami pertentangan batin ketika ingin menggendong anaknya yang masih bayi, tapi disisi lain pada saat yang sama dia juga tidak mampu menahan diri dari keinginan merokok yang sungguh tak tertahankan. Dan rokok selalu menjadi pemenang. “Saya belum tega seperti orang lain yang bisa terus merokok sambil menggendong bayi-nya” ungkapnya lebih jauh.

Sudah berbagai cara, menurut teman saya tersebut, yang dilakukannya untuk bisa berhenti merokok. Mulai dari mengganti dengan permen, memakai “koyo” yang “katanya” konon bisa menahan keinginan merokok, sampai pernah dia mencoba “rokok-listrik”, tapi semua tidak ada yang berhasil. “apalagi kalau sudah kumpul dengan teman-teman yang sama-sama perokok, wah, pasti saya jatuh lagi” katanya dengan mimik gabungan antara marah dan putus asa.

Tapi, ketika bulan puasa menjelang, teman saya itu tiba-tiba saja bisa berhenti merokok. Bukan hanya selama siang hari ketika dia berpuasa, bahkan pada malam harinya, dia bahkan bisa sama sekali tidak merokok, katanya. Dia sendiri terheran-heran dengan kemampuannya yang tiba-tiba bisa berhenti merokok selama puasa, selama satu bulan penuh. Dan dia juga terheran-heran, kenapa dia kehilangan tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk berhenti merokok ketika bulan puasa berlalu. Karena betul-betul ingin berhenti merokok itulah kenapa dia berharap bulan puasa berlangsung selama-lamanya.

Saya yang menjadi tempat curhat sekaligus tempat dia bertanya atas keheranan-nya atas apa yang terjadi pada dirinya, juga tidak tahu harus memberi jawaban apa.

Mungkin ada pembaca yang bisa menjawab dan memberi saran pada teman saya itu…….Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun