Mohon tunggu...
Alicia Yolanda Bawuna
Alicia Yolanda Bawuna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

suka kopi, suka foto, suka dolan suka apalagi ya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Content Aggregator Menjadi Sebuah Problem Etis Dalam Jurnalisme Online

25 Oktober 2021   19:56 Diperbarui: 25 Oktober 2021   20:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Data Extraction

Pesatnya perkembangan teknologi, kini semakin membawa pengaruh terhadap dunia jurnalisme. Kode etik dan aturan yang ada justru seakan hanya sebagai praktek jurnalisme saja. Apresiasi terhadap sebuah karya jurnalistik pun memudar ketika terdapat portal berita yang mengumpulkan informasi dari portal berita lainnya untuk ditayangkan kembali. Content Aggregator yang hadir sebagai pengumpul berita menjadi fenomena yang cukup serius bagi kelangsungan produksi jurnalisme. Bahkan fenomena Content Aggregator telah dianggap sebagai hal yang lumrah. Padahal pada kenyataannya, memproduksi berita haruslah kredibel.

Seperti yang kita lihat saat ini, kebanyakan media dimiliki oleh para elite politik dan memiliki tujuan untuk kepentingan politik mereka. Maka dari itu, profesionalitas dan independensi media saat ini menjadi masalah yang sangat serius. Jurnalis memang bisa bersikap idealis saat meliput sebuah berita dan berusaha menginformasikan sebuah kebenaran, namun belum tentu redaktur mau menerbitkan berita yang mereka liput.

Perkembangan media online juga didukung dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna internet. Dalam sebuah situs yang bernama Internet World Stats, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di dunia ini sampai bulan Maret 2008 lalu mencapai 1.407.724.920 orang. 

Hal ini dapat menyatakan bahwa kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga dengan Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menyadari pentingnya internet dalam kehidupan mereka. Dapat dibuktikan dengan adanya data statistik Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tentang jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat, mulai dari 512.000 orang pada tahun 1998 menjadi 4.500.000 orang pada tahun 2002.

sumber : Depositphotos
sumber : Depositphotos

Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia

Jurnalisme Online mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1998. Perkembangan jurnalisme online di Indonesia ditandai dengan lengsernya orde baru saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Berita tentang pengunduran diri yang dilakukan oleh Presiden Soeharto ini tersebar melalui mailing list. Namun dikarenakan keterbatasan akses internet pada masa itu, maka tidak semua orang bisa mengakses dan mengonsumsi berita.

Di awal kehadirannya, media online dan media cetak memiliki persamaan yaitu secara tampilan. Dan produk yang dihasilkan oleh media cetak hanya dipindahkan ke media online maka dari itulah isi kontennya terbilang sama. Salah satu media online yang menyajikan berita melalui media online adalah detik.com dan muncul pada tahun 1998 dengan berita berbentuk real time. 

Segala informasi yang dimuat oleh detik.com selalu update dari yang lainnya. Dan beberapa tahun kemudian, setelah detik.com fokus membangun media online, munculah media lain yang juga membuat berita berbentuk online.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia, maka munculah banyak media-media online yang bersifat real time. Kemudahan akses internet memberikan banyak dampak baik bagi kehidupan masyarakat salah satunya adalah mudah mendapatkan berita terkini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun