Mohon tunggu...
Alicia Princess Noviza
Alicia Princess Noviza Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pecinta Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bamboe Wanadesa Balikpapan: Kisah Bangkitnya Ekowisata dari Rimbunnya Bambu

20 Mei 2025   22:30 Diperbarui: 20 Mei 2025   22:30 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Matahari pagi baru saja menyingsing ketika aku melangkahkan kaki ke Bamboe Wanadesa, sebuah surga hijau yang tersembunyi di Jalan Giri Rejo, Balikpapan Utara. Udara segar langsung menyambut, bercampur dengan gemerisik dedaunan bambu yang tertiup angin. Kawasan seluas 400 hektar ini bukan sekadar destinasi wisata biasa—ia adalah jantung ekosistem yang berdetak, bagian dari Hutan Lindung DAS Manggar yang dijaga oleh Dinas Kehutanan Kaltim. Setiap jejak langkahku di sini seolah bercerita tentang harmoni antara manusia dan alam. Rumpun-rumpun bambu menjulang tinggi, membentuk lorong alami yang teduh. Aku belajar bahwa tempat ini tidak hanya dirancang untuk memanjakan mata, tapi juga menjadi pusat konservasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar. "Kami menanam bambu bukan hanya untuk keindahan, tapi juga untuk menyimpan air dan menyokong perekonomian warga," ujar seorang pemandu lokal dengan bangga.

Setiap langkah menyusuri jalan setapak terasa seperti memasuki dunia yang terpisah. Batang-batang bambu yang rapat menciptakan pola cahaya dan bayangan yang terus berubah seiring pergerakan matahari. Suara gemerisik daun bambu yang saling bersentuhan bergantian dengan kicauan burung yang bersembunyi di balik rimbunnya dedaunan. Kawasan yang merupakan bagian dari Hutan Lindung DAS Manggar ini ternyata menyimpan banyak lapisan makna. Di balik keindahannya, ia berfungsi sebagai penjaga ekosistem, penahan erosi, dan penyimpan air tanah. Jejak-jejak upaya konservasi terlihat jelas dari cara pengelolaan yang hati-hati dan penataan kawasan yang mempertimbangkan keseimbangan alam. Sore hari, cahaya keemasan menerobos celah-celah rumpun bambu, menciptakan pemandangan magis. Beberapa pengunjung terlihat asyik memotret, sementara yang lain duduk tenang menikmati kedamaian yang ditawarkan tempat ini. Di kejauhan, terlihat aktivitas warga lokal yang sedang merawat tanaman atau memanen hasil kebun bambu mereka. Bamboe Wanadesa bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah ruang hidup yang menyatukan fungsi ekologis, ekonomi, dan spiritual. Setiap batang bambu yang tumbuh di sini bercerita tentang upaya manusia untuk hidup selaras dengan alam, tentang warisan yang terus dijaga untuk generasi mendatang (Sumber: ANTARA/Ahmad Rifandi - Muhammad Solih Januar).

Sumber: Mukmin Azis
Sumber: Mukmin Azis

Hingga saat ini, Bamboe Wanadesa terus berkembang pesat dan menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Kota Balikpapan. Momen bersejarah terjadi pada 22 Februari 2023, ketika Presiden Joko Widodo, bersama Menteri Kabinet dan Gubernur Kalimantan Timur, mengunjungi lokasi ini. Hari itu, suasana meriah menyambut kedatangan Pak Jokowi, dengan warga setempat mengenakan pakaian adat dan menyuguhkan pertunjukan seni tradisional. Dalam kunjungannya, Pak Jokowi berinteraksi langsung dengan masyarakat, mendengarkan cerita para petani dan pengrajin lokal. Ia menekankan pentingnya menjaga keindahan alam dan budaya Bamboe Wanadesa untuk generasi mendatang. Kunjungan ini tidak hanya meningkatkan popularitas Bamboe Wanadesa, tetapi juga mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam mengembangkan potensi wisata. Kini, Bamboe Wanadesa menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung dan menorehkan namanya dalam sejarah Kota Balikpapan (Sumber: Kompas.com/Hilda B Alexander).

Bamboe Wanadesa di Balikpapan bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga memiliki berbagai fungsi penting sebagai ekowisata yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.  Yuk simak lebih lanjut tentang keunikan dan daya tarik Bamboe Wanadesa di bawah ini!

Sumber: Selasar.Co
Sumber: Selasar.Co

1. Fungsi Produksi

Di Hutan Bambu Wanadesa, setiap batang bambu bercerita tentang harmoni antara manusia dan alam. Pengrajin setempat mengolahnya menjadi beragam produk bernilai ekonomi, dari kerajinan tangan hingga material konstruksi ramah lingkungan. Rebung yang dipanen warga menjadi sumber pangan sekaligus penghasilan tambahan. Secara ekologis, rumpun bambu ini bekerja tanpa henti - menyerap karbon, mencegah erosi, dan menjaga sumber air. 

Kawasan ini juga berkembang menjadi ruang belajar hidup, tempat wisatawan menimba pengetahuan tentang keberlanjutan dan peneliti mengembangkan inovasi agroforestri. Wanadesa bukan sekadar hutan. Ia adalah pusat kehidupan yang membuktikan bahwa pelestarian alam bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat. Di sini, setiap helai daun bambu yang bergoyang mengisyaratkan masa depan yang lebih hijau dan sejahtera. (Sumber: Kaltim Faktual/Nisa).

Sumber: Aditya Nugroho
Sumber: Aditya Nugroho

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun