Mohon tunggu...
Ali Bana
Ali Bana Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga jurusan Ilmu Komunikasi

Saya yg suka berkelana kemana saja sambil menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya

Selanjutnya

Tutup

Music

Baskara Putra: Tiga Wajah, Satu Narasi Kehidupan

23 September 2025   22:05 Diperbarui: 23 September 2025   22:05 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/imgres?q=baskara&imgurl=https%3A%2F%2Fasset.kompas.com%2Fcrops%2F-tobPFTS7Pj6gl7HXOCnKZpXmJo%3D%2F0x0%3A0x0%2F1200x800%2Fdata%2

Kebanyakan orang yang mungkin teringat Hindia, dengan alunan musiknya yang introspektif dan klise, ketika mendengar nama Baskara Putra. Namun, di balik penampilan luarnya, Baskara adalah sosok yang jauh lebih bernuansa. Tiga wajahnya Hindia, Feast, dan Lomba Ajaib memungkinkannya untuk mengekspresikan diri, alih-alih hanya berkarya di satu bidang. Setiap karya musiknya memiliki ke khasan yang unik, mungkin mencerminkan beragam dimensi kehidupan dan keingintahuan manusia yang tak terpuaskan. Bagi Baskara, musik adalah sarana bercerita, berdialog, dan introspeksi, bukan sekadar kumpulan not dan lirik.
Hindia, karya solo Baskara, menampilkan musik yang privat, introspektif, dan dalam. Salah satu kepekaannya terlihat dalam album "Menari dengan Bayangan". Lagu-lagu seperti "Evaluasi" dan "Secukupnya" bagaikan buku harian terbuka, selain sebagai komposisi musik. Baskara mengajak pendengar untuk mengintrospeksi diri dalam bagian ini. Kekhawatiran akan masa depan, hubungan interpersonal, dan perasaan terjebak dalam rutinitas yang terkadang terasa tak berarti, semuanya hadir. Mendengarkan Hindia membuat banyak orang merasa seperti sedang bercermin.
Baskara seakan mengungkapkan gagasan yang telah lama kita pendam, tetapi tak pernah berani kita ungkapkan. Hindia adalah pengalaman emosional sekaligus musik yang asyik untuk didengarkan. Hindia dapat mendukung kita di masa duka, ketidakpastian, dan bahkan saat kita berdamai dengan diri kita sendiri.
Jika Hindia adalah ruang personal, maka .Feast adalah panggung bagi suara-suara kolektif. Band ini menyediakan wadah bagi Baskara dan kawan-kawan untuk membahas isu-isu sosial, politik, dan publik. Dengan aransemen musiknya yang energik, .Feast menjadi suara bagi generasi muda yang seringkali terabaikan.
Lagu-lagu .Feast mengangkat isu-isu nyata yang terjadi di dalam masyarakat dan relevan seperti krisis demokrasi, intoleransi, dan isu lingkungan. Dengan musik yang dibawakan dengan enerjik lirik yang menyentuh, lagu-lagu ini mengingatkan kita bahwa lagu bukan sekadar hiburan ia juga bisa menjadi alat perlawanan.
Mendengarkan .Feast membuat kita merasa tidak kesepian. Ada banyak orang yang berbagi kemarahan dan frustrasi dengan keadaan bumi pertiwi kita. Dan Baskara, melalui band ini, telah berhasil mengekspresikan kegelisahan dengan cara yang memukau yaitu dengan musik.
Lomba Sihir menawarkan nuansa yang benar-benar berbeda. Bagi Baskara dan teman-temannya, inisiatif ini berfungsi serupa ruang bermain. Lebih ceria, menyenangkan, dan bahkan eksperimental. Lagu-lagu Lomba Sihir memancarkan semangat kebebasan, persahabatan, dan kerinduan akan masa kecil yang penuh tawa. Lomba Sihir mendorong kita untuk menari jika Hindia membuat kita berpikir dan Feast membuat kita berteriak. Lomba Sihir berfungsi sebagai pengingat bahwa hidup bukan sekadar tentang khawatir atau marah. tetapi juga tentang menghargai kesenangan-kesenangan kecil. Baskara menampilkan sisi dirinya yang berbeda dalam Lomba Sihir sisi yang halus dan nyaman tanpa mengorbankan .
Baskara Putra lebih dari sekadar musisi, terbukti dari ketiga karya band musiknya, yang mencakup Hindia, Feast, dan Lomba Sihir. Ia bercerita. Musiknya berfungsi sebagai sarana untuk menceritakan kisah tentang hubungan, masyarakat, atau dirinya sendiri. Baskara menunjukkan kepada kita bahwa hidup itu kompleks dengan cara ini. Terkadang kita hanya ingin tertawa bersama teman, di lain waktu kita perlu melawan ketidakadilan, dan di lain waktu kita perlu waktu untuk berpikir. Ia mengajak kita untuk mengalami semua aspek dirinya ini melalui musiknya.Musik lebih dari sekadar alunan nada, sebagaimana ditunjukkan oleh Baskara Putra. Musik adalah narasi kehidupan yang mampu mengubah sudut pandang, memberdayakan orang, dan bahkan menyembuhkan hati yang terluka. Baskara menunjukkan keberanian untuk mengekspresikan dirinya dalam berbagai cara tanpa khawatir kehilangan identitasnya melalui Hindia, Feast, dan Lomba Sihir. Ia menemukan makna justru dalam keragaman ini.Mendengarkan karya Baskara seperti memulai dialog baru dengan dunia dan diri saya sendiri. Musiknya yang memikat hati dan pikiran, selain telinga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun