Mohon tunggu...
Muhammad Ali
Muhammad Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Blog Writter | BUMN | Freelancer | Web Developer

Blog Writer | Web Developer | Designer Grafis | Travel Agent | Beginner Video Maker & Editor |

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menjadi Spesialis atau Generalis

26 Maret 2020   16:43 Diperbarui: 26 Maret 2020   17:05 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisanaliansera.com -- Mungkin bahasa yang lebih tepat dan kita kenal dari spesialist adalah khusus sedangkan untuk generalist adalah umum.  Anak muda zaman now mungkin masih galau mau memilih spesialist atau generalist, karena tuntutan perubahan yang kadang kebanyakan mereka memilih generalist atau mengetahui segala sesuatu hal secara umum tidak mendetail seperti spesialist.

Mari kita lihat pada contoh ; Salah satu contoh adalah di dunia IT sangat kerap dengan perubahan, setiap tahunnya kita lihat saja banyak trend baru yang muncul dan kadang kita tidak mampu untuk mengikutinya.  Ada banyak sekali dunia pekerjaan dibidang IT dan setiap tahunnya ada saja pekerjaan baru yang muncul. Seperti youtuber (konten kreato) yang dulunya istilah ini belum ada, freelancer, dan pekerjaan lainnya.

Saya yakin, memilih salah satu pekerjaan / karir / kemampuan ini harus diyakin-kan dengan kepercayaan yang kuat bahwa pilihan kita akan bisa membawa kita melaju sukses kedepannya. Kita tidak bisa memilih salah satunya jika kita tidak yakin akan perubahan untuk kehidupan kita kedepannya karena mereka keduanya sama-sama baik.

PROSES MEMILIH KHUSUS/UMUM

Dulu saya pernah beberapa tahun bingung apa yang harus saya pilih untuk menjadi tools menuju kesuksesan. Karena waktu saya kuliah dibidang Multimedia dan Jaringan sangat banyak pekerjaan yang berhubungan dengan bidang yang saya pilih, seperti Animator, Web Programer, Designer, Film Maker, Jurnalis, Juru Kamera, Penulis, dan masih banyak lainnya. Setelah lulus kuliah saya juga masih bingung bidang apa yang akan saya pilih untuk saya asah sedemikian rupa, hingga akhirnya saya memilih untuk berwirausaha.

Didalam proses berwirausaha, saya mulai mengkombinasikan kebutuhan apa saja yang berhubungan dengan kuliah saya dengan kebutuhan didalam bisnis yang saya jalankan. Salah satu yang bisa saya manfaatkan adalah bidang design dan promosi online. Yup walaupun tidak semua teori waktu kuliah saya gunakan tapi ada beberapa yang bisa saya gunakan untuk mensukseskan bisnis saya.

Setelah gagal dalam berwirausaha, saya mencoba menjadi Pegawai Kontrak disebuah Pemerintah Daerah dan Pangkalan Bea Cukai dengan memanfaatkan kemampuan bidang fotography, videography, design dan jurnalis serta sedikit kemampuan marketing online.

PILIHAN AKHIR

Seperjalanan saya, saya merasa generalist / kemampuan umum tidak membuat saya optimal dalam mengasah diri saya. Terkadang saat melihat video di youtube, banyak orang sukses berkarir / berbisnis karena spesialist atau kekhususan mereka dalam memegang sebuah potensi/kemampuan. Saya merasa generalist juga tidak memaksimalkan diri saya karena saya lebih cenderung hanya mengetahui tidak lebih dari 50% bidang tersebut dan hal itu saya rasa kurang maksimal.

Saya mulai membuat list bidang apa saja yang saya bisa seperti fotography, videography, design, jurnalis, marketing, web programer dan saya dapati bahwa ada beberapa bidang yang saya condong lebih menyukainya dibandingkan yang lain.

Memang ada kendala jika kita memilih kemampuan khusus daripada kemampuan umum yaitu Perubahan. Karena dunia senantiasa berubah, awalnya kita memilih sebuah kemampuan tapi bisa saja dengan adanya perubahan teknologi khususnya, kemampuan kita tidak bisa digunakan lagi. Solusinya adalah kita juga harus bisa beradaptasi untuk melakukan perubahan sehingga kemampuan kita tetap bisa digunakan.

Saya tidak mengatakan bahwa spesialist itu lebih baik dari generalist, karena mereka bedua sama-sama baik. Tetapi kita harus memiliki strategi khusus untuk memaksimalkan kedua hal tersebut didalam diri kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun