Mohon tunggu...
Ali Alfarisi
Ali Alfarisi Mohon Tunggu... -

Berbagi kisah, menebar hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Awas! Bekam Berbahaya!

3 Juni 2014   02:13 Diperbarui: 4 April 2017   16:11 9831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bekam, tehnik pengobatan warisan Rosulullah
Sejatinya saya adalah penggemar tehnik pengobatan bekam. Sejak pertama kali mengenalnya, saya langsung jatuh cinta sama si bakem eh si bekam ini. Selain karena saya tidak suka mengkonsumsi obat2an kimia, saya juga yakin kalo tehnik pengobatan yang telah di praktekkan oleh Rosulullah dan para Sahabatnya ini adalah salah satu yang terbaik. Sebagai akibat dari jatuh cinta saya sama si bekam ini, saya selalu menyempatkan diri berbekam (bila sedang ada di Indonesia).
Awas! bekam berbahaya!

Awas, bekam berbahaya! Awalnya saya sedikit terkejut mendapatkan pernyataan di atas. Karena selama ini saya selalu enjoy asoy geboy berbekam ria. Banyak tempat berbekam yang sudah saya datangi. Terakhir, awal bulan ini saya berbekam. Saya sangat tertarik dengan tehnik bekam yang digunakan ditempat terakhir yang saya datangi ini (lain kali saya akan kesitu lagi, insyaAllah). Bekam hygenis. Itu mungkin istilah yang tepat untuk tehnik bekam yang di gunakan di Klinik yang di kelola oleh jebolan fakultas kedokteran UI Salemba ini. Karena pasien di arahkan untuk memiliki alat bekam (gelas untuk kop) sendiri.
Benarkah terapi bekam berbahaya?
Tentunya kita menginginkan badan kita sehat setelah berbekam. Tapi bagaimana kalau setelah  kita berbekam, justru ada penyakit lain yang masuk ke tubuh kita? For sure kita tidak menginginkannya. Kalau pake bahasa ibu saya sih (Anak Cilegon) "ting bating aje bae leler naudzu billah". Loh kok bisa begitu?
Alasannya realistis saja. Terapi bekam yang selama ini kita temukan adalah para therapist menggunakan alat bekam yang sama untuk semua pasien. Well, jarum yang di gunakan berbekam selalu baru, tapi bagaimana dengan gelas untuk vacum yang biasa penuh dengan darah itu? Dan semua pasien menggunakan gelas yang sama. Dengan demikian berbagai macam darah sudah bercampur dan menempel di gelas itu. Bagaimana jika dari sekian banyak pasien yang menggunakan gelas yang sama itu ada yang darahnya berpenyakit? Dan bagaimana jika jenis penyakitnya itu tidak bisa dihilangkan hanya dengan membasuh gelas dengan air panas atau alkohol?
Masuk akal juga. Karena tidak semua virus yang terkandung dalam darah bisa di matikan dengan air panas bahkan dengan cairan alkohol sekalipun. So, saya setuju dengan pernyataan terakhir ini. Oleh karenanya saya bela-belain deh beli alat vacum sendiri. So saat berbekam, saya akan selalu  menggunakan alat yang sama. Alat saya sendiri tentunya.
Bukan iklan, it`s highly recommended
Saya tidak bermaksud meng-iklankan. Hanya saya merasa perlu memberikan apresiasi kepada pengelola Klinik bekam hygenis pertama di Cilegon-Banten ini. Juga saya kira fair saja berbagi  informasi sehat yang mungkin bermanfaat untuk sahabat khususnya yang ada di daerah Cilegon-Serang. Dengan kata lain, saya tidak ragu mengatakan tempat bekam yang satu ini really highly recommended bangeet deh. Untuk siapa saja yang mau berbekam higenis, silahkan meluncur ke TKP.
Nama dan Tempat praktek
Nama tempat bekam yang terakhir saya datangi ini adalah Klinik Al-Fathar... ( sory kalo salah spelling). . Lokasi tepatnya di depan Bidan Sundari Cilegon, dari masjid Agung Cilegon cuma 100 meter saja ke arah komplek BBS. Pengelola sekaligus therapist nya adalah jebolan fakultas UI Salemba Jakarta. Oh iya ternyata tukang bekam ini juga menerima panggilan, so kita bisa berbekam ria di rumah sendiri atau ditempat yang kita inginkan. Bekam di pantai misalnya? Atau di kuburan?.. hah??? :D :D :D
Hot Regards (45 degree right now Bro!)
Buruh Migren-Dubai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun