Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dari Mitos ke Tauhid: Transformasi Budaya dalam Pandangan Islam

8 Oktober 2025   03:51 Diperbarui: 8 Oktober 2025   03:51 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam dan Mitologi: Antara Imajinasi Budaya dan Realitas Wahyu

Pendahuluan

Dalam sejarah peradaban manusia, mitologi berperan penting sebagai cara masyarakat menjelaskan dunia, asal-usul manusia, serta hubungan mereka dengan alam gaib. Mitologi hadir di hampir semua kebudayaan mulai dari Yunani, Mesir, hingga Nusantara sebagai wujud pencarian makna eksistensial. Namun, ketika Islam datang, konsep mitologi harus ditempatkan dalam bingkai tauhid. Islam membawa pencerahan yang menolak unsur tahayul dan khurafat, tetapi tetap menghargai simbol-simbol budaya sebagai ekspresi nilai-nilai kemanusiaan.

1. Mitologi dan Pandangan Islam

Mitologi pada dasarnya adalah konstruksi naratif kolektif yang berisi penjelasan simbolis atas realitas. Mircea Eliade menyebut mitos sebagai "kisah suci yang menjelaskan realitas tertinggi bagi suatu komunitas." Akan tetapi, dalam Islam, realitas tertinggi hanya milik Allah SWT, bukan hasil ciptaan pikiran manusia. Karena itu, mitologi yang menuhankan makhluk atau mengandung sistem politeistik bertentangan dengan ajaran Islam.

Al-Qur'an memberikan kisah-kisah yang secara struktur mirip dengan mitos yakni berbentuk naratif, penuh simbol, dan memuat nilai-nilai moral tetapi bedanya, kisah Qur'ani berasal dari wahyu dan memiliki dimensi historis serta spiritual yang benar.

Sebagaimana firman Allah SWT:

 "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Ia bukanlah cerita yang dibuat-buat..."

(QS. Yusuf: 111)

Dengan demikian, kisah-kisah dalam Al-Qur'an bukan mitos, melainkan wahyu yang mengandung hikmah dan nilai edukatif.

2. Mitologi dan Akulturasi Islam di Nusantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun