Mohon tunggu...
ali nahrawi
ali nahrawi Mohon Tunggu... mahasiswa universitas hasanuddin

Ali Nahrawi salah satu mahasiswa Ilmu Tanah Fakultas Pertanian universitas hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mahasiswa KKN-T UNHAS Gelar sosialisasi dan demonstrasi pembuatan keripik pisang sebagai produk olahan desa

28 Juli 2025   14:05 Diperbarui: 28 Juli 2025   13:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama dengan ibu PKK desa polewali kecamatan suppa (sumber: dokumentasi pribadi)

Desa Polewali, yang terletak di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, merupakan wilayah yang kaya akan hasil pertanian, khususnya komoditas pisang. Sayangnya, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai produk khas desa yang bernilai jual tinggi. Berdasarkan observasi langsung di lapangan dan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pinrang, Kecamatan Suppa termasuk salah satu penghasil pisang terbanyak di wilayah tersebut. Namun, selama ini pisang hanya dikonsumsi secara langsung atau dijual mentah ke pasar tradisional tanpa sentuhan inovasi pengolahan. Menyikapi hal ini, salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin yang bernama Ananda Rizqa Zalfadillah dari Fakultas Pertanian program studi Agribisnis, menginisiasi program pengolahan pisang menjadi Keripik Pisang sebagai produk desa yang memiliki nilai tambah dan berpotensi dipasarkan lebih luas.

Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi yang dilaksanakan di Rumah Kepala Desa Polewali pada tanggal 21 Juli 2025 ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diversifikasi produk lokal dan pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan. Dalam kegiatan tersebut, warga diberikan pemahaman tentang cara mengolah pisang menjadi keripik dengan varian rasa menarik seperti cokelat, original, dan balado. Kegiatan ini mendapatkan antusiasme tinggi dari warga, terutama ibu rumah tangga dan pemuda desa yang melihat peluang ekonomi baru melalui pengolahan keripik pisang. Dalam sesi diskusi, masyarakat menyampaikan minat untuk menjadikan kegiatan ini sebagai usaha jangka panjang yang dikelola secara kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa program pengolahan keripik pisang ini sangat relevan dengan arah pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal sebagaimana tercantum dalam Permendesa PDTT No. 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.

Alasan utama dipilihnya keripik pisang sebagai produk unggulan desa adalah karena pisang merupakan komoditas yang sangat mudah didapatkan di Polewali, namun belum ada satu pun produk olahan khas desa yang dikembangkan secara berkelanjutan. Keberadaan produk unggulan desa akan meningkatkan identitas lokal dan daya tarik wisata kuliner desa. Produk seperti keripik pisang juga memiliki daya simpan lama, mudah dikemas, dan memiliki pangsa pasar yang luas, baik secara lokal maupun nasional. Selain itu, biaya produksinya tergolong rendah sehingga sangat cocok dijadikan usaha skala kecil oleh masyarakat desa.

Melalui program sosialisasi dan demonstrasi ini, diharapkan masyarakat Desa Polewali dapat lebih mandiri dalam mengelola sumber daya yang mereka miliki, khususnya dalam hal pengolahan hasil pertanian. Produk keripik pisang diharapkan bukan hanya menjadi identitas kuliner lokal, tetapi juga mampu menembus pasar yang lebih luas melalui pemasaran digital dan kemitraan dengan pelaku usaha. Dalam jangka panjang, kegiatan ini dapat menjadi pijakan awal menuju terbentuknya UMKM desa yang kuat dan berkelanjutan. Pemberdayaan ekonomi desa melalui pengolahan hasil pertanian merupakan salah satu langkah strategis dalam mengurangi kesenjangan pembangunan antara desa dan kota. Oleh karena itu, kegiatan ini tidak hanya memiliki nilai edukatif, tetapi juga ekonomis dan sosial yang berdampak nyata bagi masyarakat Desa Polewali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun