Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Asian African Carnaval Jadi Agenda Tahunan

26 April 2015   01:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:40 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_412739" align="aligncenter" width="448" caption="Salah Satu Peserta Asian African Carnaval 2015 Dapat Sambutan Hangat (Foto: Nada)"][/caption]

ASIAN African Parade atau Asian African Carnaval 2015 #AAC2015 menjadi salah satu agenda peringatan 60 tahun Konfrensi Asia Afrika di Bandung, Sabtu 25 April 2015. Parade yang melibatkan sekolah, komunitas, masyarakat penggiat seni dari berbagai wilayah di Jawa Barat, beberapa kota di Indonesia, dan perwakilan dari negara-negara Asia-Afrika dimulai sejak pukul 10.00 WIB, padahal acara resmi dibuka kurang lebih pukul 13.30 WIB oleh Wali Kota Bandung, Ridwal Kamil.

Saya bersama Bang Aswi, Efi, Tian, Ismi, Kompasianer Bandung diundang oleh Kementerian Pariwisata mewakili kompasianer untuk meramaikan acara bersama blogger dari Asia. Blogger Traveller yang diundang Kementerian Pariwisata demi meriahnya acara.

[caption id="attachment_412741" align="aligncenter" width="490" caption="Para Blogger dari Asia di Asian African Carnaval 2015 (Foto: Alee)"]

1429984096510425307
1429984096510425307
[/caption]

Begitu tiba di Jalan Braga Bandung, suasana kemeriahan sudah terasa, padahal pagi-pagi Braga sempat disiram rintik-rintik hujan, tetapi antusiasme warga Bandung Juara tak surut, tetap semangat meramaikan Asian African Parade.

Bahkan, salah satu sinetron ber-setting Bandung yang sedang menjadi pembicaraan di mana-mana sengaja shooting di Jalan Braga untuk mendapatkan momentum Konferensi Asia Afrika. Ada Kang Jamal, salah satu pemeran preman yang menjadi bintang bersama beberapa kru.

[caption id="attachment_412742" align="aligncenter" width="350" caption="Kang Jamal Shooting Sinetron Preman Pensiun di Braga (Foto: Alee)"]

14299844021970925589
14299844021970925589
[/caption]

Kemeriahan makin terasa ketika merangsek mendekati Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, tempat di mana Konfrensi Asia Afrika 60 tahun lalu digelar. Iring-iringan peserta karnaval yang berjalan dari simpang lima, ruas Jalan Asia Afrika Bandung menuju Jalan Bancey disambut warga dengan antusias.

Saking padatnya pengunjung, para jurnalis yang ingin mengabadikan momen yang baru pertama kali diselenggarakan tersebut sampai naik kap mobil.

Nonton dari Halte

Asian African Carnaval 2015 memang dari masyarakat untuk masyarakat, terutama dari masyarakat Bandung untuk masyarakat Asia-Afrika. Ikut serta dalam iring-iringan 20 delegasi dari negara Asia dan Afrika serta kontingen dari beberapa kota di Indonesia.

Ada delegasi dari Mesir, Banglades, India, Filipina, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Sri Langka, Thailand dan Indonesia. Kemudian delegasi dari kota-kota besar dari Indonesia seperti Denpasar, Kediri, Pontianak, Solo, dan Bandung. Mereka berparade menampilkan tarian ataupun pakaian tradisional negara dan daerah masing-masing. Mereka berparade melewati empat zona sepanjang Jalan Asia Afrika Bandung hingga Jalan Bancey.

[caption id="attachment_412743" align="aligncenter" width="490" caption="Warga Bandung Tumpah Ruah(Foto: Alee)"]

14299846051478665786
14299846051478665786
[/caption]

Zona 1 dari simpang lima Jalan Asia Afrika hingga pertigaan Jalan Embong dengan jarak kurang lebih 300 Meter. Zona 2 dari pertigaan Jalan Embong hingga perempatan Jalan Tamblong kurang lebih 320 Meter. Zona 3 dari perempatan Jalan Tamblong hingga pertigaan Jalan Cikapundung Barat kurang lebih 440 Meter. Zona 4 dari pertigaan Cikapundung Barat hingga Jalan Bancey dan berputar arah menuju Jalan Braga.

Zona 4 inilah menjadi pusat kemeriahan parade karena di sini ada panggung utama. Uniknya, meskipun ada panggung utama, Wali Kota Bandung Ridwal Kamil dan Menteri Pariwisata Arief Yahya menyaksikan parade bukan dari panggung, melainkan dari halte. Iya, Halte Bus Alun-Alun Bandung. Benar-benar pesta rakyat bukan?

[caption id="attachment_412744" align="aligncenter" width="490" caption="Wali Kota Bandung Melihat Parade dari Halte Bus (Foto: Alee)"]

14299848021379486417
14299848021379486417
[/caption]

Setelah para peserta parade selesai mempertunjukkan kebolehannya di depan Kang Emil, sebutan Pak Wali Kota Bandung, Menteri Pariwisata Arief Yahya melakukan sambutan terakhir dan mencanangkan jika Asian African Carnaval akan menjadi agenda rutin yang akan diselenggarakan setiap tahun. Semoga saja akan menjadi nilai lebih bagi wisatawan lokal ataupun wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia, terutama Bandung. Diharapkan ke depan akan menjadi salah satu bagian dari Indonesia Travel yang diperhitungkan.

[caption id="attachment_412745" align="aligncenter" width="490" caption="Warna Tetap Antusian Meski Parade Telah Kelar (Foto: Alee)"]

14299849831367256273
14299849831367256273
[/caption]

Setelah acara ditutup, seluruh pengunjung tumpah ruah menyesaki Jalan Asia Afrika Bandung yang biasanya padat oleh kendaraan. Mereka terlihat menikmati sekaligus merasa memiliki acara tersebut. Apalagi mereka kemudian dihibur oleh beberapa artis Bandung.

[caption id="attachment_412746" align="aligncenter" width="490" caption="Para Relawan Melakukan FlashMob Usai Parade (Foto: Alee)"]

14299852271241541225
14299852271241541225
[/caption]

[caption id="attachment_412747" align="aligncenter" width="490" caption="Warga Bandung Tumpah Ruah di Ruas Jalan Asia Afrika (Foto: Alee)"]

14299854331591685377
14299854331591685377
[/caption]

Para relawan yang telah bekerja siang malam bersorak sorai mendengar sambutan Pak Menteri, mereka kemudian membuat formasi tarian (FlashMob) bersama-sama dengan riang gembira. Semoga saja kegembiraan mereka seperti kegembiraan para penggagas Konfrensi Asia Afrika 60 tahun lalu. Gembira karena mengangkat derajat negara-negara di Asia dan Afrika. []

@KreatorBuku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun