Mohon tunggu...
Luthfi Hidayatus Sholihah
Luthfi Hidayatus Sholihah Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 3 jurusan biologi dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Alam Menjerit : Potret Kerusakan Hutan Tropis

27 September 2025   21:53 Diperbarui: 27 September 2025   22:02 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutan tropis memiliki kesamaan dengan hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis merupakan hutan yang ada di alam dan letaknya di daerah iklim tropis antara garis lintang 23° 27' LU dan 23° 27' LS. Hutan tropis memiliki dua musim yang teridiri dari musim hujan dan musim kemarau. Hutan tropis  ini memiliki peran penting dalam ekosistem dunia karena memilki fungsi sebagai paru-paru bui dan sebagai tempat pertumbuhan keanekaragaman hayati. Namun, masalah-masalah yang muncul saat ini dapat merusak ekosistem hutan tropis tersebut, misalnya akibat aktivitas manusia. Pencemaran, deforestasi, dan perubahan iklim yang ekstrem juga merupakan masalah utama yang dapat mengancam kelestraian dari hutan tropis. Artikel ini ditulis untuk mencari tahu masalah kerusakan hutan tropis dan memberi solusi yang relevan untuk menjaga kelestariannya (Hakim & Gusmira, 2024).

Deforestasi bisa terjadi dikarenakan perubahan iklim, bencana alam, dan dari kegiatan manusia. Cuaca ekstrem, kebakaran hutan, dan kekeringan adalah deforestasi yang terjadi akibat peristiwa alam. Selain itu, kegiatan-kegiatan manusia juga menjadi sebab yang paling berkotribusi terhadap terjadinya defortasi. Deforestasi di Indonesia dipicu oleh beberapa faktor utama yang dapat dibedakan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung meliputi aktivitas perambahan hutan, praktik penebangan liar, serta kebakaran hutan yang kerap terjadi. Sementara itu, faktor tidak langsung yang memperparah deforestasi antara lain kelemahan dalam implementasi kebijakan, ketidakseimbangan pasar yang tercermin dari rendahnya nilai ekonomi kayu, serta persoalan sosial, ekonomi, dan politik di dalam negeri  (Marsono, 2025).

Akibat dari hilangnya hutan tersebut mengakibatkan habitat alami rusak dan banyak spesies endemik yang terdampak. Spesies endemik yang terdampak dan menghadapi ancaman kepunahan  adalah seperti orangutan, harimau Sumatra, dan bermacam-macam spesies burung langka. Tidak hanya berdampak pada ekosistem, berkurangnya keanekaragaman hayati juga dapat merugikan manusia yang sumber daya potensial nya juga akan hilang, misalnya untuk pangan, obat, dan penelitian. Masalah ini bisa dikatakan dapat menciptakan kerugian ekologis serta ekonomi (Wahyuni & Suranto, 2021).

Masalah tersebut jika tidak segera dicari solusinya akan menimbulkan masalah yang lebih ekstrem lagi. Melakukan reboisasi di kawasan hutan yang rusak merupakan salah satu solusinya. Tentu, solusi tersebut tidak akan berdampak jika tidak memiliki penerapan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, agar penerapan sistem pengelolaan hutan tersebut dapat berjalan, penting juga melibatkan masyarakat lokal sehigga mereka berdampak langsung dari pelestarian hutan. Aturan-aturan yang tegas terhadap para pelaku perusakan hutan juga harus ditegakkan. Strategi ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan hutan sekaligus dapat menjaga fungsi ekologi dan ekonomi dari hutan tropis (Jura dkk, 2023).

Kerusakan hutan tropis saat ini menjadi ancaman serius bagi keseimbangan ekosistem global maupun kehidupan manusia. Faktor penyebab utamanya berasal dari kombinasi aktivitas manusia dan kondisi alam, yang berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati serta rusaknya habitat alami. Upaya yang dapat dilakukan meliputi reboisasi, penerapan pengelolaan hutan berkelanjutan, serta penegakan aturan yang tegas terhadap perusakan hutan. Pelibatan masyarakat lokal juga menjadi kunci penting agar program pelestarian hutan dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat langsung bagi mereka (Jura dkk, 2023).

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, M., & Gusmira, E. (2024). Literatur Review: Studi Tentang Distribusi Suhu dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Hutan Tropis. JSSIT: Jurnal Sains dan Sains Terapan, 2(2).

Marsono, M. (2025). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deforestasi Indonesia dengan Menggunakan Geographically Weighted Regression. OUTLIERX: Journal of Industrial Statistics, 1(1), 33-44.

Wahyuni, H., & Suranto, S. (2021). Dampak deforestasi hutan skala besar terhadap pemanasan global di Indonesia. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(1), 148-162.

Jura, S., Asrul, B. E. W., Rochman, A., & Zuhriyah, S. (2023). Implementasi Metode Naïve Bayes untuk Pemilihan Jenis Tanaman Reboisasi berdasarkan Kondisi Lahan:(Studi Kasus Reboisasi Kawasan Hutan Sulawesi Selatan). Jurnal Fokus Elektroda: Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali), 8(1), 41-48.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun