Mohon tunggu...
Algo Muttaqin
Algo Muttaqin Mohon Tunggu... Aktor - presiden

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kita dan Impian

20 Januari 2024   17:08 Diperbarui: 21 Januari 2024   16:48 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Cemas, takut, bingung, itulah yang gua rasakan saat ini. Akhir-akhir ini gua cemas memikirkan tentang bagaimana nasib gua di masa depan nanti, karena gua memiliki harapan yang sangat besar kepada diri gua di masa depan nanti, dan gua sangat takut jika nanti gua akan gagal.

Jika gua berhasil? Exactly i hope like that, karena itu akan membantu gua untuk mencapai impian yang lebih besar lagi nanti, tapi jika gua gagal? Cuma Allah yang tahu apa yang akan gua lakukan setelahnya. Kenapa gua kayanya khawatir banget jika impian gua ini gagal? ofc ini bukan cuma impian gua doang, ini juga impian orang-orang terdekat gua, khususnya orang tua gua. Jadi dalam pikiran gua, kalau sampai gua gagal mewujudkan impian ini, rasanya gua juga udah gagal sama hidup gua sendiri.

So, beberapa waktu lalu gua sempet mikir "kalau aja di masa depan nanti gua tetap gagal, meskipun gua udah berusaha semampu gua, apa sekarang gua harus berhenti berusaha, daripada hasil akhirnya tetap akan sama?", jujur ini cukup ngebebanin pikiran gua dan ngebuat gua terlena sama kegiatan-kegiatan gua sekarang. Kalau ini memang bukan jalan takdir yang Allah kasih ke gua, apa gua harus tetap berusaha? apa itu masih pantas diperjuangkan? we never know.

Karena hal itu terus mengganggu pikiran gua dan gua bingung banget harus curhat ke siapa, gua memutuskan untuk sholat tahajjud dan meminta petunjuk kepada Allah, karena dalam pikiran gua sekarang cuma Allah yang bisa nolongin gua menyelesaikan beban yang ada di otak gua. Gua lakukan itu hampir setiap hari, gua doa lagi, doa terus buat minta petunjuk kepada Allah.

Hari demi hari, gua ngelakuin kegiatan gua seperti biasa, kaya sekolah, pulang sekolah belajar, dan seterusnya. Sama kaya sebelumnya gua masih belum menemukan jawaban dari masalah gua dan itu ngebuat hidup gua masih belum terarah. Lalu di saat gua pulang sekolah dan berbaring di atas ranjang tidur gua, gua bengong sambil memandangi lampu di kamar gua dan berpikir "Kalau aja di dunia ini ga ada lampu, emang semua orang di dunia ini bakal bisa kaya sekarang?", buat orang jaman sekarang lampu itu adalah kebutuhan pokok dan memang harus ada di setiap tempat, itu membuat gua mikir lagi "Thomas Alva Edison, dalam prosesnya nemuin lampu dia udah gagal 1000 kali, banyak orang yang ga yakin sama penelitiannya dan mengabaikannya begitu aja", fakta itu seolah-olah kaya nampar gua secara ga langsung dan gua sadar itu adalah jawaban gua yang gua cari selama ini. Kalau aja waktu itu Thomas Alva Edison udah nyerah dan ga ngelanjutin penelitiannya belum tentu ada yang namanya lampu, kalau Thomas Alva Edison yang udah berkali-kali gagal aja masih bisa berusaha buat meraih yang ia yakini dan pada akhirnya berhasil, sedangkan gua yang belum tahu bakal gagal atau enggak, buat apa gua nyerah? Buat apa gua ragu untuk berusaha selama ini?

Akhirnya gua bisa menarik kesimpulan dari apa yang gua pikirin tadi. Intinya kalau gua memutuskan untuk ga berusaha dari sekarang dan di masa depan gua bakal gagal, gua pasti akan terbebani pikiran gua yang baru "kalau aja di masa lalu gua berusaha, apa hasilnya akan berbeda?", mungkin itu yang bakal gua pikirin nanti, tapi jika gua berusaha dari sekarang dan jika gua masih gagal pun, setidaknya gua tahu gua udah berusaha semaksimal gua, dan itu berarti mungkin itu bukanlah jalan takdir yang terbaik bagi gua, dan gua yakin 1000% Allah udah nyiapin jalan takdir yang lebih baik buat gua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun