Mohon tunggu...
Ziddan Alghifari
Ziddan Alghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta '20

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Istilah Parsel dan Hamper, Sekilas Sama padahal Beda

7 Mei 2021   14:41 Diperbarui: 12 Mei 2021   11:31 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamper (sumber: inews.id)

Halo sobat Kompasiana! Lebaran tinggal hitungan hari. Lebaran selalu identik dengan adanya parsel. Entah pemberian dari kantor, teman, ataupun sanak famili. Akan tetapi, akhir-akhir ini, istilah parsel sering kali digantikan dengan istilah hamper. Padahal, secara istilah parsel dan hamper memiliki arti yang sama. Lalu, apa yang membedakan kedua istilah tersebut?

Di dalam KBBI, parsel berarti bingkisan yang berisi berbagai hadiah, seperti aneka kue, makanan dan minuman dalam kaleng, barang pecah belah, yang ditata apik dalam keranjang dan dikirimkan kepada orang-orang tertentu pada hari raya. Sedangkan, hamper di dalam KBBI pun artinya parsel. Jika di dalam KBBI saja kedua istilah ini memiliki arti yang sama. Lantas, apa yang membuatnya berbeda?

Jika kita mengunjungi marketplace, penjual yang menggunakan istilah hamper cenderung lebih mahal daripada yang menggunakan istilah parsel. Orang-orang yang membagikan hamper pun status sosialnya akan meningkat dibandingkan orang-orang yang menggunakan istilah parsel. 

Hal ini bisa terjadi karena seseorang yang membeli barang lebih mahal bukan karena nilai guna atau fungsinya, tetapi karena nilai simboliknya. Nilai simbolik artinya, barang-barang tersebut dapat memberikan simbol atau kesan kepada pembelinya.

Penataan hamper terasa dan terlihat lebih eksklusif dibandingkan parsel. Hal itu menimbulkan kesan klasik, unik, dan mewah. Hamper membuat orang yang mengirim pada orang lain mendapatkan penilaian sebagai orang yang berselera tinggi, kelas atas, elit, dan eksklusif.

Isian dari hamper pun terkesan lebih mewah, biasanya hamper tidak sekadar diisi dengan makanan, sirup, atau kue kaleng. Lebih dari itu, hamper bisa diisi dengan baju lebaran, dining kit, alat kecantikan, skincare, dan barang-barang branded lainnya.

Kemasan hamper pun terlihat dan terkesan lebih mewah dibandingkan parsel. Maka dari itu, tidak sedikit orang-orang mengirimkan hamper pada orang lain dengan harapan agar dianggap berkelas tinggi, elit, atau kelas atas. Hamper pun bisa membantu menaikkan derajat si pengirim hamper. 

Barang-barang yang ada di dalam hamper pun bukan barang murahan, sehingga status sosial pengirim hamper bisa terangkat. Orang-orang yang mengirimkan hamper tidak peduli dengan isi dari hampernya, tapi lebih mementingkan meningkatnya status sosial.

Kesan eksklusif dari hamper (sumber: pinterest)
Kesan eksklusif dari hamper (sumber: pinterest)
Sedangkan, parsel sendiri biasanya dibungkus dengan kardus dan berisi beras, mi instan, minyak, gula, sirup, biskuit kaleng, dan sejenisnya. 

Dari segi isi, parsel memang sedikit lebih "murahan" dibandingkan hamper. Maka dari itu, tidaklah heran, para artis, selebgram, orang-orang kelas menengah ke atas saling mengirimkan hamper satu sama lain demi menignkatnya reputasi, status sosial, dan dianggap kelas atas atau elit.

Jika ditelisik dari istilah Bahasa Inggris, hamper artinya sebuah keranjang, hadiah, atau bingkisan lebaran. Sedangkan, parsel dalam dunia pengiriman barang, merujuk pada semua barang yang dikirim, entah itu dokumen, makanan, barang mentah, ataupun produk jadi lainnya. Selama barang terbungkus dengan baik, barang itu disebut parsel.

Parsel memiliki sifat lebih umum, tidak ada perlakuan khusus yang harus diberikan pada parsel di dunia pengiriman. Namun, berbeda dengan hamper, hamper memiliki kesan yang lebih intim, personal, dan eksklusif karena hanya dikirimkan pada hari-hari tertentu, seperti hari besar.

Padahal, istilah parsel sudah sejak lama digunakan masyarakat Indonesia untuk menamai bingkisan di hari raya. Akan tetapi, baru akhir-akhir ini istilah hamper muncul dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Seperti ada pergeseran makna jika ditelisik lebih jauh, tapi jika memaknai secara umum, parsel dan hamper keduanya sama-sama bingkisan di hari raya. Parsel terkesan istilah jadul sedangkan hamper adalah istilah yang kekinian.

Parsel (sumber: Barstra store)
Parsel (sumber: Barstra store)
Jika dalam istilah umum dan funsinya sama, bagi Anda yang mau mengirim bingkisan pada rekan kerja, sahabat, atau sanak famili, terserah saja ingin menggunakan istilah parsel atau hamper. Perbedaannya sangat tidak kentara, hanya pada kesan dan status sosial yang ditimbulkannya. 

Jika Anda tidak peduli dengan hal demikian, tidak perlu mempersalahkan istilah parsel dan hamper. Toh keduanya hanya sebatas istilah. Yang penting adalah keikhlasan dalam memberikan bingkisannya.  

Tidak akan ada orang yang menghakimi Anda karena salah penyebutan istilah parsel dan hamper. Sebab, kedua istilah itu telah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat dan sudah disepakati secara tidak langsung bahwa parsel dan hamper merujuk pada bingkisan yang dikiriman pada hari raya.

Akan tetapi, jika Anda pergi ke Amerika, Inggris, atau negara-negara barat yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama, kemudian Anda menggunakan istilah parsel atau parcel untuk merujuk pada bingkisan, Anda akan dikira mengirimkan paket alih-alih sebuah bingkisan di hari raya. 

Jika Anda bertemu dengan orang dari negara barat atau tinggal di negara barat, gunakanlah istilah hamper, yang berarti keranjang dan memang dikirimkan saat hari-hari besar saja. 

Namun, jika Anda tinggal di Indonesia dan kedua istilah itu sudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat -- meskipun salah -- tidak akan menjadi salah tafsir, karena secara tidak langsung istilah parsel sudah merujuk ke bingkisan yang dikirimkan di hari raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun