Mohon tunggu...
Arie Wicaksono
Arie Wicaksono Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Prodi Komunikasi Universitas Siber Asia

Praktisi Sektor Konstruksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KRI Dewaruci, Legenda Penjelajah Samudera

26 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 26 Agustus 2021   12:59 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KRI Dewaruci di Armada II Surabaya (koleksi pribadi)

Peluit bosun berbunyi panjang, diikuti perintah yang keluar dari pengeras suara "peran parade roll, peran parade roll..." puluhan pemuda bergegas berlari menaiki tiga tiang layar utama untuk menempati pos mereka masing-masing dan kemudian bersiap melakukan sikap penghormatan maupun salam. 

Adegan tersebut merupakan sebuah kegiatan rutin diatas kapal KRI Dewaruci, sebuah kapal layar latih tiang tinggi milik TNI Angkatan Laut setiap kali kapal akan memasuki ataupun meninggalkan dermaga sebagai bentuk penghormatan dan ucapan selamat berjumpa serta selamat berpisah.

KRI Dewaruci merupakan kapal buatan galangan kapal H. C. Stlcken & Sohn Hamburg, Jerman, pada tahun 1952 dan diserahkan kepada Angkatan Laut Republik Indonesia pada tahun 1953. KRI Dewaruci, merupakan kapal layar tiang tinggi kelas Barquentine memiliki tiga tiang layar utama dan 16 layar, yakni tiang Bima memiliki 9 layar yang berada dibagian depan dengan tinggi tiang 35,25 meter, tiang Yudhistira memiliki 5 layar berperan sebagai tiang utama di bagian tengah dengan tinggi tiang 35,87 meter, dan tiang Arjuna memiliki 2 di bagian belakang dengan ketinggian 32,5 meter. 

Sejak tahun 1954, KRI Dewaruci yang berada di jajaran Satuan Kapal Bantu Komado Armada II, Surabaya, bertugas sebagai kapal latih bagi para Kadet atau Taruna dari Akademi Angkatan Laut (AAL). Kapal dengan dimensi panjang 58,5 meter dan lebar 9,5 meter ini memliki daya tampung sekitar 70 orang crew dan 68 orang kadet atau taruna.

Selama melaksanakan dinas aktif di lingkungan TNI AL sejak tahun 1953 sampai dengan saat ini, KRI Dewaruci telah dua kali melaksanakan tugas pelayaran berkeliling dunia, yaitu pada tahun 1968 dan pada tahun 2012, selain pelayaran keliling dunia, setiap tahun secara rutin KRI Dewaruci melaksanakan tugas layar dalam gelaran misi Kartika Jala Krida (KJK), misi KJK tersebut dilakukan dengan rute dalam dan luar negeri, tujuan utama dari latihan tersebut adalah untuk mengasah kemampuan berlayar para taruna AAL. 

Dalam pelatihan pelayaran menggunakan KRI Dewaruci, para taruna diajarkan untuk berlayar dengan metode konvensional dan metode modern, pada metode konvesional para taruna diajarkan cara berlayar tanpa menggunakan mesin dan instrumen elektronik, sehingga untuk pergerakan laju kapal harus mengandalkan angin dan layar dari kapal sendiri. 

Sedangkan untuk menentukan arah dan lokasi kapal para taruna harus belajar membaca lokasi menggunakan posisi bintang dengan menggunakan alat sextant, untuk membantu para taruna mengingat bentuk rasi bintang, pada langit-langit ruang tidur taruna tergambar berbagai bentuk rasi bintang beserta namanya, sementara untuk pelayaran modern KRI Dewaruci dilengkapi juga dengan mesin 986 PK Diesel dan satu buah propeller dengan empat daun, radar serta GPS.

Pada saat melakukan muhibah Kartika Jala Krida ke luar negeri, KRI Dewaruci juga mengemban misi diplomasi, yaitu mengenalkan budaya Indonesia di kancah internasional, para taruna yang mengemban misi tersebut dipersiapkan dengan berbagai keterampilan budaya seperti rampak kendang, reog, tari saman dan berbagai keterampilan lainnya untuk di tampilkan pada khalayak internasional dimana KRI Dewaruci melabuhkan jangkarnya. Kegiatan ini banyak meraih perhatian dan simpati dari masyarakat sekitar, sehingga membuat nama Indonesia lebih di kenal di manca negara.

Sejak tahun 2017 tugas KRI Dewaruci yang saat itu sudah berusia 64 tahun, mulai digantikan oleh penerusnya, yaitu KRI Bima Suci, penggantian tersebut merupakan bentuk peremajaan mengingat usia KRI Dewaruci yang sudah tidak muda lagi serta sebagai bentuk penyesuaian kebutuhan atas perkembangan kondisi yang ada. 

KRI Bima Suci memiliki ukuran dan daya tampung yang jauh lebih besar dibandingkan KRI Dewaruci serta mengusung teknologi yang lebih modern, sehingga diharapkan mampu mengemban tugasnya sebagai kapal latih dengan lebih optimal. KRI Dewaruci sendiri saat ini masih berstatus dinas aktif. 

Namun lebih banyak melaksanakan tugas pelayaran dalam negeri. Pemerintah Republik Indonesia melalui TNI Angkatan Laut memiliki rencana nantinya akan menjadikan KRI Dewaruci sebagai musium, sehingga pengabdian sang legenda samudera akan dapat terus di kenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun