Mohon tunggu...
Alfredsius Ngese Doja Huller
Alfredsius Ngese Doja Huller Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dari Seminari San Giovanni xxiii Malang

Berbagi sembari belajar.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kepalsuanku Menjadi Manusia yang Berguna bagi Sesama

6 Oktober 2021   08:28 Diperbarui: 6 Oktober 2021   08:30 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo sobat Kompasioner, pernah gak sih. waktu  kecil dulu  berpikir bahwa saya harus menjadi orang yang berguna bagi sesama. Jika ada yang pernah, kita satu server guys. Sejak kecil saya juga sudah memiliki harapan yang sungguh mulia agar menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Tetapi ketika beranjak dewasa diberi tanggung jawab menjadi ketua komunitas kerap kali saya menolak.

Lalu pertanyaannya menjadi manusia  berguna yang seperti apa yang saya maksudkan? Jangan-jangan cita-cita menjadi manusia yang berguna bagi sesama waktu kecil itu hanyalah kepalsuan. Demi popularitas pribadi, kekayaan, atau kedudukan yang penting agar dihormati orang lain. Jika itu tanggung jawab yang tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka pasti ditolak. Keinginan palsu ini juga saya alami.

 Pernah satu kali waktu saya SMP saya dicalonkan untuk jadi ketua OSIS. Tetapi waktu itu saya ogah-ogahan begitu. Kalo bisa jangan sayalah, biar orang lain saja. Kemudian ketika saya SMA ada pemilihan ketua OSIS saya memilih untuk tidak mencalonkan diri karena bila menjadi ketua OSIS  pasti sibuk dan beban semakin banyak menurut hemat saya.

Sekarang saya menjadi ketua angkatan di seminari. Menjadi ketua ini pun bukan pilihan saya. Saya akan menceritakan sedikit kisah saya ketika dipilih teman-teman satu angkatan. Ketika hendak pemilihan ketua baru. Ada usul dari teman-teman yang mengatakan bahwa siapa yang mau jadi ketua silahkan unjuk jari dan tiga orang terbanyak akan dipilih secara voting/pemungutan suara. Tapi ternyata tidak ada yang mau unjuk jari.

Menjadi ketua angkatan ini berbeda dengan menjadi ketua DPR. Ketua angkatan tidak pernah digaji disalahkan dan dikritisi ia. Dalam hidup komunitas sedikit-sedikit ketua angkatan. Jadi kebanyakan orang tidak ada yang mau. Kemudian saya mengusulkan untuk voting. Setiap orang memilih yang menurutnya pantas menjadi ketua. Dan siapa pun yang dipercayakan tidak boleh menolak.

Nah pada saat itu langsung ada yang menyeletuk. Ya, Alfred ketua. Alhasil teman-teman semacam sepakat begitu dan memilih saya menjadi ketua. Awalnya saya menyesal, coba saya tidak mengusulkan cara pemilihan seperti itu pasti saya tidak dipilih.

Setelah menjadi ketua saya berusaha untuk melayani dengan penuh semangat belas kasih dan pelayanan seorang hamba. Sampai pada satu titik saya merefleksikan bahwa menjadi ketua itu sulit atau susah atau ribet tetapi lebih ribet lagi kalo kita tidak menjadi ketua.

 Jika kita tidak menjadi ketua hidup ini akan keras pada kita. Ketua yang saya maksudkan yaitu ketua bagi diri sendiri. Seorang ketua tugasnya untuk melayani anggotanya dan mengatur agar semuanya berjalan dengan baik. Begitu pun dengan dirinya sendiri.

Setiap orang itu penting untuk menjadi ketua bagi dirinya sendiri. Di zaman milenial ini sahabat, jika kita selalu menuruti keinginan hati kita, berbuat sesuatu sudah karena seharusnya. Maka kita akan mudah terbawa arus dan akan banyak pekerjaan yang terbengkelai. Tetapi andai kata kita mampu mengatur dan melayani diri kita dengan cara membuat jadwal dan mendisiplinkan diri maka semua akan berjalan dengan baik. Karena hidup ini selalu dihadapkan dengan pilihan. Kita pilih belajar dulu atau main HP. Pilih berdoa  atau ngobrol dengan teman. Pilih olahraga atau tidur saja di kamar.

Saya memahami bahwa dengan menjadi ketua angkatan dapat menjadi orang yang berguna bagi sesama. Saya kini sadar bahwa menjadi berguna bagi orang lain  bukan dengan perbuatan yang besar dan memberi makan semua orang miskin. Tetapi cukup dengan menjalankan tugas saya sebagai ketua dengan setia, tanggung jawab dan semangat melayani demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun