Debat Sengit di Warung Pak Juki: Kopi Sachet vs Kopi Bubuk
Suasana warung kopi Pak Juki sedang ramai. Hari masih pagi, tapi asap rokok dan aroma kopi bercampur jadi satu, sementara para pelanggan duduk santai sambil menunggu pesanan. Tiba-tiba, dari balik meja, terdengar suara nyaring.
Kopi Sachet (dengan suara sok kekinian):
"Hai, konsumen setia! Gue Kopi Sachet Premium! Cuma 2 ribu, langsung ready to drink! Gak perlu mikir, gak perlu alat, cukup tuang, aduk, langsung mood booster! Gue juga ada varian cappuccino, mocha, bahkan matcha latte, eh, itu teh ya? Pokoknya gue fleksibel, praktis, dan selalu on trend!"
Pelanggan-pelanggan muda langsung mengangguk-angguk setuju sambil mengangkat sachet favorit mereka.
Tapi tiba-tiba, dari sudut meja kayu tua, terdengar suara berat dan berwibawa.
Kopi Bubuk (dengan suara seperti kakek bijak):
"Hem... anak muda zaman sekarang. Praktis katanya? Tahu gak, aku ini bubuk asli dari Bajawa! Digiling dari biji pilihan, disangrai perlahan, tanpa pengawet, tanpa gula palsu, apalagi vanilla essence abal-abal! Aku itu authentic, bukan autentik banget kayak kamu yang cuma modal klaim di kemasan!"
Kopi Sachet langsung terbakar emosi.
"Apaan sih, Om? Lu mah ribet! Mau minum kopi aja harus siapin grinder, kettle, timbangan, termos, bahkan scale! Gue? Cukup sobek, tuang, selesai! Bahkan bisa diminum sambil naik motor, multitasking level expert!"
Kopi Bubuk tertawa kecil sambil menyeruput dirinya sendiri (iya, dia bisa).
"Ribet? Itu namanya ritual, Nak. Minum kopi itu bukan soal cepat atau lambat, tapi soal rasa dan pengalaman. Setiap teguk bercerita tentang tanah vulkanik, hujan Flores, dan tangan petani yang bekerja sejak subuh. Kamu? Setiap tegukmu bercerita tentang... deadline kantor dan gaji belum turun, atau malah tentang sugar coating dari para asal bapak senang atau asal ibu senang yang suka cari muka, kayak muka mereka gak ada saja."
Beberapa pelanggan tertawa. Ada yang mulai ragu-ragu.
Kopi Sachet tak mau kalah.
"Tapi gue hygienis! Dikemas steril, gak kena debu, gak kena semut, gak kena... jari Pak Juki yang kadang lupa cuci tangan!"