Di warung kopi, suasana tegang. Dedi, yang tiba-tiba ngaku punya firasat, bilang, "Kalau Jepang nggak bawa Takefusa Kubo, kita bisa curi poin!" Sayangnya, Kubo main, dan di menit ke-20, Jepang udah unggul 1-0. Budi cuma bisa garuk-garuk kepala, "Ini kenapa sih gawang kita kayak magnet buat bola lawan?"
Tapi, Garuda nggak menyerah. Nathan Tjoe-A-On, yang entah kenapa dipanggil "Mas Nathan" sama suporter, ngelepas umpan jauh ke Ragnar. Gol penyama kedudukan! Skor 1-1! Warung kopi Mang Udin kayak mau ambruk saking hebohnya. Sayang, di menit akhir, Jepang nyanyi "Sukiyaki" lewat gol kemenangan. Skor akhir 2-1 untuk Jepang.
Lolos atau Tidak? Misteri Berlanjut
Hasil dua laga itu bikin posisi Indonesia masih abu-abu. Poin cukup buat ke babak keempat, tapi impian lolos otomatis ke Piala Dunia 2026 harus ditunda. Di warung kopi, Budi dan Dedi masih berdebat. "Lolos ke babak keempat juga oke, bro! Itu kan kayak dapet wildcard di turnamen Mobile Legends!" kata Budi optimis. Dedi cuma nyengir, "Yang penting, Patrick Kluivert jangan lupa traktir kopi buat suporter."
Mang Udin, sambil nyapu, nyanyi pelan, "Garuda di Dadaku, walau kadang bikin jantungan..." Semua ketawa, tapi di hati, ada harapan: Garuda bakal terbang lebih tinggi, entah di babak keempat atau di warung kopi berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI