Panggilan Sejati di Zaman AI
(Minggu Panggilan se-dunia)
Pada minggu panggilan ini, kita diajak merenungkan makna panggilan sejati sebagai murid Kristus, terutama di tengah perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) yang membentuk cara kita hidup, bekerja, dan berelasi.
Dua bacaan hari ini, Rasul 13:14, 43-52 dan Yohanes 10:27-30, mengingatkan kita bahwa panggilan kita berpusat pada mendengar suara Sang Gembala dan setia menjalankan misi-Nya, apa pun tantangan zaman.
Dalam Rasul 13:14, 43-52, kita melihat Paulus dan Barnabas dengan penuh semangat memberitakan Injil di Antiokhia. Meski menghadapi penolakan dari sebagian orang, mereka tidak gentar. Mereka justru berpaling kepada bangsa-bangsa lain, memenuhi panggilan Tuhan untuk menjadi "terang bagi bangsa-bangsa" (ayat 47).
Kisah ini menunjukkan bahwa panggilan ilahi sering kali mengharuskan kita keluar dari zona nyaman, menghadapi penolakan, dan tetap setia pada kebenaran, bahkan ketika dunia tidak selalu menerima.
Sementara itu, Yohanes 10:27-30 menghadirkan gambaran Yesus sebagai Gembala yang baik. Ia berkata, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (ayat 27).
Yesus menegaskan bahwa panggilan kita sebagai domba-Nya adalah untuk mendengar suara-Nya di tengah hiruk-pikuk dunia, mengenal-Nya secara pribadi, dan mengikuti-Nya dengan penuh kepercayaan. Janji-Nya bahwa tidak ada yang dapat merebut kita dari tangan-Nya (ayat 28-29) memberi kepastian bahwa panggilan kita aman dalam perlindungan dan kasih-Nya.
Panggilan di Zaman AI
Di era AI, dunia dipenuhi dengan "suara-suara" baru - algoritma yang memprediksi keinginan kita, media sosial yang membentuk opini, dan teknologi yang menawarkan kemudahan sekaligus distraksi.
Di tengah semua ini, bagaimana kita tetap mendengar suara Sang Gembala? AI dapat menjadi alat yang luar biasa untuk menyebarkan kabar baik, seperti yang dilakukan Paulus dan Barnabas, tetapi juga dapat menjauhkan kita dari hubungan pribadi dengan Tuhan jika kita tidak waspada. Minggu panggilan mengajak kita untuk kembali menajamkan telinga rohani kita, membedakan suara Kristus dari kebisingan dunia.
Lebih jauh, seperti Paulus dan Barnabas yang menghadapi penolakan, kita juga dipanggil untuk tetap setia pada misi Tuhan meski dunia mungkin tidak selalu memahami atau mendukung nilai-nilai iman kita. AI membawa tantangan etis, seperti privasi, keadilan, dan dehumanisasi.