Habemus Papam: Sorak Iman dan Panggilan Baru
(Katekese Seputar Pemilihan Paus 2)
“Habemus Papam!” - “Kami memiliki Paus!” - adalah seruan yang menggema di Lapangan Santo Petrus, menggetarkan hati umat Katolik di seluruh dunia. Kata-kata ini, yang diucapkan oleh Kardinal Protodeakon dari balkon Basilika Santo Petrus, menandai akhir Konklaf dan kelahiran sebuah babak baru dalam perjalanan Gereja.
Namun, lebih dari sekadar pengumuman, “Habemus Papam” adalah pernyataan iman: bahwa Roh Kudus telah membimbing Gereja untuk memilih seorang gembala baru, seorang pelayan Kristus yang akan memimpin umat menuju Allah.
Dalam refleksi ini, kita akan menyelami makna rohani, sejarah, dan panggilan yang terkandung dalam seruan “Habemus Papam,” sebagai katekese yang menginspirasi umat untuk menyambut Paus baru dengan hati terbuka.
Makna “Habemus Papam”: Tanda Kehadiran Allah
Ketika asap putih (fumata bianca) membubung dari cerobong Kapel Sistina, dunia menahan napas. Sorak sorai meledak di Lapangan Santo Petrus, dan lonceng Basilika berdentang, mengumumkan bahwa Konklaf telah menghasilkan Paus baru.
Momen puncaknya adalah ketika Kardinal Protodeakon muncul dan dengan penuh khidmat mengumumkan: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!” (“Saya mengumumkan sukacita besar: Kami memiliki Paus!”). Ia kemudian menyebutkan nama kardinal yang terpilih, nama kepausan yang dipilihnya, dan mengundang umat untuk menyambut gembala baru.
“Habemus Papam” bukan sekadar pengumuman administratif. Ini adalah tanda bahwa Gereja, meskipun terdiri dari manusia yang lemah, tetap dipimpin oleh Allah. Dalam iman Katolik, kita percaya bahwa Roh Kudus membimbing para kardinal dalam Konklaf untuk memilih seorang Paus yang sesuai dengan kehendak Allah.
Seruan ini mengingatkan kita pada janji Yesus kepada Petrus: “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:18). Paus baru adalah penerus Petrus, dipanggil untuk menguatkan iman saudara-saudarinya (Lukas 22:32) dan menjadi tanda persatuan bagi Gereja universal.
Bagi umat katolik, “Habemus Papam” adalah undangan untuk bersukacita, berdoa, dan memperbarui komitmen kita kepada Gereja. Ini adalah saat untuk merenungkan bagaimana kita, sebagai anggota tubuh Kristus, dapat mendukung Paus baru dalam misinya untuk mewartakan Injil dan melayani dunia.