Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maria dan Para Perempuan dalam Jalan Salib Yesus: Antara Kesetiaan dan Kekuatan

19 April 2025   09:05 Diperbarui: 19 April 2025   09:05 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi para perempuan dalam Jalan Salib Yesus, olahan GemAIBot, dokpri)

Para perempuan lain pun menunjukkan kekuatan yang sama. Mereka tidak sekadar menangis; mereka berjalan, mengikuti, menyaksikan, dan kelak menjadi pembawa kabar pertama tentang kebangkitan (Yohanes 20:1-18). Dalam budaya yang sering meremehkan suara perempuan, mereka adalah saksi utama misteri Paskah. Kekuatan mereka bukan pada pedang atau otot, tetapi pada hati yang berani, yang mampu menanggung salib dan tetap berharap pada kebangkitan.

Seruan untuk Hari Ini

Di tahun 2025, ketika dunia kita dirundung krisis -dari perang hingga polarisasi, dari ketidakadilan hingga krisis iman- Maria dan para perempuan di Jalan Salib mengundang kita untuk merenung: di mana posisi kita? Apakah kita seperti mereka, yang setia mendampingi Yesus dalam penderitaan-Nya, yang tampak pada wajah mereka yang menderita di sekitar kita? Ataukah kita seperti kerumunan yang hanya menonton dari kejauhan, atau lebih buruk, seperti mereka yang lari ketika salib terasa terlalu berat?

Kesetiaan dan kekuatan Maria serta para perempuan bukanlah dongeng suci yang jauh dari jangkauan. Itu adalah panggilan nyata untuk kita: untuk tetap mencintai meski dunia penuh kebencian, untuk tetap beriman meski hidup penuh tanda tanya, untuk tetap berdiri meski salib kehidupan terasa menghancurkan. Mereka mengajarkan bahwa di bawah bayang salib, kita tidak sendiri. Ada Maria, ada para perempuan, dan di atas segalanya, ada Yesus, yang mengubah penderitaan menjadi penebusan, dan kematian menjadi kehidupan.

Maka, marilah kita berjalan bersama mereka, dengan hati yang setia dan jiwa yang kuat, menuju salib yang menjadi gerbang kebangkitan. Sebab, seperti yang pernah dikatakan oleh seorang bijak, "Di bawah salib, kita belajar bahwa cinta sejati tidak pernah kalah, dan iman sejati selalu bangkit."

Selamat merenungkan Jalan Salib, dan semoga kita menemukan kekuatan untuk setia hingga akhir.

Apakah ini yang menginspirasi RA Kartini? Nantikan ulasannya tanggal 21 April 2025 saat merayakan Hari Kartini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun