Gatal Di Atas Gatal, Garuk Di BawahÂ
Â
Di tengah hiruk-pikuk kebijakan yang tak pernah jelas, razia polisi dan satpol PP terhadap pedagang eceran Pertalite dan Pertamax menjadi tontonan ironis. Sementara di pusat, oplosan merajalela, pedagang kecil yang hanya berusaha menyambung hidup malah digaruk.
Di atas yang gatal, di bawah yang digaruk,
Kebijakan menguap, rakyat tercekik bau anyir.
Pertamini berderet, Pertalite mengalir,
Tapi tangan-tangan kecil dirazia, dihantam, diusir.
Di pusat, oplosan merajalela,
Tapi siapa berani sentuh?
Polisi berseragam, satpol berkawat,
Beraninya hanya pada pedagang kecil yang terkapar.
Pertamina Patra Niaga, gedung megah berdiri,
Tapi siapa berani bekukan?
Kebijakan seperti candu, rakyat seperti debu,
Di atas yang gatal, di bawah yang digaruk.
Sementara itu, di sebuah kampung nelayan, hiduplah seorang pedagang kecil bernama Pak Kardi. Ia menjual Pertalite eceran dengan Pertamininya yang sudah tua. Setiap hari, ia berjuang untuk menghidupi keluarganya. Suatu hari, kabar beredar bahwa akan ada razia besar-besaran terhadap pedagang eceran seperti dirinya.
"Wah, gawat nih," gumam Pak Kardi sambil memandang Pertamininya yang sudah seperti bagian dari keluarganya.
Tiba-tiba, datanglah seorang polisi muda dengan wajah serius. "Pak, ini Pertamininya harus disita. Ini melanggar aturan!"
Pak Kardi menghela napas. "Tapi, Pak, ini cuma buat nyambung hidup. Kalau di pusat oplosan merajalela, kenapa saya yang digaruk?"