Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Gatal Di Atas, Garuk Di Bawah

25 Maret 2025   13:35 Diperbarui: 25 Maret 2025   13:35 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Gatal Di Atas Gatal, Garuk Di Bawah 

 

Di tengah hiruk-pikuk kebijakan yang tak pernah jelas, razia polisi dan satpol PP terhadap pedagang eceran Pertalite dan Pertamax menjadi tontonan ironis. Sementara di pusat, oplosan merajalela, pedagang kecil yang hanya berusaha menyambung hidup malah digaruk.

Di atas yang gatal, di bawah yang digaruk,
Kebijakan menguap, rakyat tercekik bau anyir.
Pertamini berderet, Pertalite mengalir,
Tapi tangan-tangan kecil dirazia, dihantam, diusir.

Di pusat, oplosan merajalela,
Tapi siapa berani sentuh?
Polisi berseragam, satpol berkawat,
Beraninya hanya pada pedagang kecil yang terkapar.

Pertamina Patra Niaga, gedung megah berdiri,
Tapi siapa berani bekukan?
Kebijakan seperti candu, rakyat seperti debu,
Di atas yang gatal, di bawah yang digaruk.

Sementara itu, di sebuah kampung nelayan, hiduplah seorang pedagang kecil bernama Pak Kardi. Ia menjual Pertalite eceran dengan Pertamininya yang sudah tua. Setiap hari, ia berjuang untuk menghidupi keluarganya. Suatu hari, kabar beredar bahwa akan ada razia besar-besaran terhadap pedagang eceran seperti dirinya.

"Wah, gawat nih," gumam Pak Kardi sambil memandang Pertamininya yang sudah seperti bagian dari keluarganya.

Tiba-tiba, datanglah seorang polisi muda dengan wajah serius. "Pak, ini Pertamininya harus disita. Ini melanggar aturan!"

Pak Kardi menghela napas. "Tapi, Pak, ini cuma buat nyambung hidup. Kalau di pusat oplosan merajalela, kenapa saya yang digaruk?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun