Dalam perannya, ibu menanamkan rasa kebersamaan dan kerja sama, memastikan bahwa keluarga tetap menjadi tempat untuk belajar saling mendukung dan berbagi.
Kutipan Evangelii Gaudium 284 menyoroti ibu sebagai pendidik pertama dalam iman, yang menanamkan nilai-nilai sejak dini melalui teladan hidup mereka.
Hal ini mengingatkan kita pada kisah Maria dan Elisabeth, dua perempuan yang saling menguatkan dalam menghadapi panggilan hidup mereka.Â
Maria, dalam kerendahan hatinya, mencari Elisabeth untuk berbagi kabar sukacita dan mendapat dukungan emosional. Demikian pula, ibu modern sering kali menjadi sumber kekuatan satu sama lain dalam komunitas atau kelompok pendukung.
Dengan cara ini, mereka menciptakan lingkungan di mana nilai-nilai iman ditanamkan, baik melalui dialog, doa bersama, maupun tindakan kasih yang nyata.Â
Ibu menjadi pilar yang membangun karakter anak-anak mereka, memperlihatkan bagaimana iman diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penutup
Refleksi kita pada Hari Ibu ini membawa kita kembali kepada esensi keibuan sebagai perjalanan penuh cinta, pengorbanan, dan harapan. Dengan mengingat kisah Ruth, Naomi, dan Elisabeth, kita diajak untuk memperkuat ikatan antar perempuan, menghargai setiap momen kegirangan dalam rahim, dan mendukung para ibu di zaman ini.
Mari kita rayakan keibuan dengan semangat saling menghargai dan memperkuat, demi masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI