Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendampingi Anak Belajar Sejak Covid-19 Mewabah

22 Juli 2021   15:47 Diperbarui: 22 Juli 2021   16:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto/dokpri, anakku sedang belajar, 17/7/2021

Sejak Covid-19 mewabah, anak saya di semester 2 duduk dibangku TK. Sejak itulah, anak tidak pernah masuk sekolah hingga saat ini naik kelas 2 SD. Selama masa itu, saya selaku orangtua mengambil over mendampinginya selama ibu guru mengirim tugas-tugas sekolahnya. Tugas-tugas sekolah dikirim setiap hari baik dalam bentuk word, pdf, maupun gambar dan video. Semua tugas, tidak jauh dari isi buku-buku yang dibagikan oleh pihak sekolah.

Harus diakui bahwa mendampingi anak selama sekolah dan setiap hari, tidaklah mudah. Tentu sikap setia dan sabar harus dikedepankan. Anak bisa kenal huruf dan angka serta mampu membaca, menulis dan menghitung, benar-benar ada ditangan orangtua. Masa-masa Covid-19 mewabah, tugas utama benar-benar diuji dan dipertaruhkan. Diuji karena orangtua bukan tipe guru yang sabar dan setia, namun inilah yang harus diterima dan dijalankan saya sebagai orangtua. Guru pertama dan utama dalam keluarga. Dipertaruhkan, karena jam sekolah yang sama, sebagai orangtua harus juga bekerja. Harus siap-siap diri dan berangkat bekerja. Disinilah, ketrampilan mengatur waktu dan komitmen harus dijalankan dengan setia pula.

Sikap yang komit dan setia inilah, saya mengalaminya sebagai sebuah berkah dan hikmah. Syukur alhamdulilah, anak saya bisa membaca, menulis, dan menghitung. Ditambah lagi, kemampuannya untuk mendengar, bertanya tatkala kata-kata yang ditulis dalam buku belum dipahaminya. Bahkan terkadang muncul kemampuannya, bertanya siapa dan bagaimana orang menyusun buku pelajar ini? Dari rutin mendampingi anak, saya menemui sikap kritis, kecepatan menghitung, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan diluar dari gaya saya berpikir dan mendampinginya.

Dari rentetan pendampingan, saya pun menemukan bahwa kesetiaan anak saya untuk mau belajar, membaca, dan menghitung walau terkadang harus menunggu karena muncul keluhan capek dan bosan. Kesetiaan untuk belajar, terlihat dari setiap bangun tidur, selalu bertanya apakah hari ini ada tugas sekolah. Dan kalau dijawab ada, maka dia pun siap-siap diri untuk mau belajar. Siap-siap buku sesuai dengan matapelajar serta menyiapkan alat tulis yang akan dibutuhkannya. Kesulitan yang dihadapi anak ialah tugas yang banyak dan menyita waktunya bermain. Makhlumlah, anak lagi usia bermain. 

Jika sekolah mengirim link sekolah atau pelajar online, ia pun mau ikut dan mau mendengarkan suara teman-teman dan ibu gurunya. Belum mau menjawab atas sapaan ibu guru dan teman-teman karena merasa minder dan malu. Itulah dunia anak-anak zaman Covid-19. 

Pengalaman-pengalaman saya mendampingi anak belajar, mungkin berbeda dengan orangtua yang lain. Bahkan jauh lebih baik dari bila dibandingkan dengan orangtua lain. Saya membagi pengalaman ini dengan berharap masukan dari orangtua senior dan bapak ibu yang berpengalaman mendamping anak-anaknya, supaya saya tetap belajar dari orangtua-porangtua senior untuk bertranformasi dalam setiap dan bertanggungjawab mendampingi anak-anak. Mari, kita saling berbagi pengalaman. Salam kompak, salam sehat selalu.

Pangkalpinang, 22 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun