Mohon tunggu...
Alfi Nur
Alfi Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SARA dan Keindonesiaan

8 Juli 2022   23:00 Diperbarui: 8 Juli 2022   23:25 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang berbentuk sisten kesatuan yang dapat diartikan sebagi Negara Kesatuan ialah Negara yang tidak terbentuk dari beberapa negara, melainkan hanya terbentuk dari satu negara. Serta memiliki beragam suku, budaya, agama, 

Bahasa dan adat istiadat yang multikultural dari berbagai perbedaan tersebut tidak dapat dihindarkan dari berbagai perilaku yang mengarah kepada tindakan yang berbau SARA serta mengilangkan budaya Keindonesian. Hail ini dapat terjadi dikarenakan berkembangnya ilmu pengetahuan dan pola fikir manusia baik yang negative maupun positif.

Kondisi tersebut tidak dapat dibiarkan karena akan merusak kesatuan Indonesia sehingga memerlukan jalan keluar dan tindakan nyata untuk mengatasinya dengan mengembangkan sistem Pendidikan, pembudayaan dan pelatihan baik secara formal ataupun informal baik melalui Lembaga sekolah maupun Lembaga kemasyarakatan, kelompok dan organisasi, sehingga tidak menghilangkan keindonesian pada setiap generasi, baik sekarang maupun yang akan datang.

 SARA merupakan barbagai pandangan serta tindakan yang didasarkan  pada sentiment identitas yang bersangkutan dengan Keturunan, Agama, Kebangsaaan, atau Kesukuan dan Golongan. Setiap tindakan yang berhubungan dengan Kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan kepada identitas diri serta golongan bisa dikatakan sebagai tindakan SARA. 

Tindakan ini dapat mengebiri serta melecehkan kemerdekaan dan berbagai Hak-Hak Dasar yang masih melekat pada diri manusia. Sedangkan Keindonesiaan dimaknai sebagai akumulasi dari nilai-nilai toleransi dan saling menghargai sesama dan menjunjung  tinggi khebinekaan. 

Khebinekaan Indonesia merupakan realitas pluralis yang memerlukan perubahan paradigma yang mendasar, serta dari sikap yang berkeinginan memonopoli kebenaran terhadap sikap yang ingin berbagi kebenaran.

Pemahaman keindonesiaan tersebut menyebut bahwa kemanusiaan yang utuh dalam suatu bangsa dan Negara dimana tidak memerlukan penerapan makna dan pemahaman sekterian dalam berbangsa dan bernegara yang melahirkan realitas pengkafiran dari suatu golongan kepada golongan lain.

Realitas pengkafiran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta sudah masuk kedalam public media massa, bahkan tanpa diimbangi dengan adaanya filter etika dan moralitas.

Suatu kondisi moral masyarakat ynag pada saling mengkafirkan antara satu degan yang lain dapat membahayakan keberlangsungan stabilitas Negara sehingga diperlukan kembali adanya tafsir atas kerangka kebinekaan dslam kehidupan benegara dan berbangsa.
Pada masa sekarang generasi modern bukan hanya mengatasi ancaman militer melainkan ancaman non militer.

Ancaman nonmiliter merupakan ancaman yang bersifat fisik serta tidak terlihat. Generasi modern harus memiliki tekat agar tidak menjadi buruh di negara lain. Generasi modern harus memiliki pemikiran yang ulet serta memiliki jiwa kerjasama dalam menghadapi perbedaan karna Indonesia terdiri akan beraneka ragam dan kesatuan demi menjaga keutuhan bangsa dan Negara Indonesia.

Setiap bangsa memiliki suatu konsepsi, oleh sebab itu generasi modern dituntut akan dimilikinya karakter yang kuat untuk memajukan bangsa dan negaranya, seperti berpikiran kreatif, kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, serta memahami pengetahuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun