3. G. W. F. Hegel: Inti dari pemikirannya adalah tentang Roh dan spirit. ia berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu adalah roh atau jiwa yang menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia akan dirinya, roh itu intinya berupa ide-ide. Hegel juga filososf yang menggunakan metode dialektika dalam pendidikan idealisme. Menurut metode dialektika yang dikemukakan yaitu; yang dipertentangkan lalu yang didamaikan. Atau bisa disebut sebagai thesis, antithesis dan sintesis.
4. David Hume: Menurut david hume, sumber dari pengetahuan adalah melalui rasio atau akal. Pengetahuan itu bersumber dari pengalaman yang diterima oleh kesan indrawi. Sehingga hal ini mendorong kita bahwa untuk membuktikan suatu kebenaran harus melalui observasi yang sesuai.
5. Al Ghazali: Menurut Al Ghazali, bahwa akal harus digunakan sebagai penopang. Karena dengan akal manusia bisa mnegetahui dirinya sendiri dan bisa mempersepsi benda lain. Namun Al Ghzali menghentikan akal pada batas-batas tertentu dan hanya naql-lah yang bisa melewati batas-batas tersebut. Disamping itu, Â Al Ghazali juga berpendapat bahwa pengetahuan tertinggi adalah moral agama, yang kemudian moral agam inilah yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari begitu juga dalam dunia pendidikan