Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Aku adalah Bulan

6 Mei 2020   00:03 Diperbarui: 25 Februari 2021   22:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa jam menghadapi desktop, gagal dapat inspirasi mengejarkan tugas, lagu berikutnya di winamp mengarah kepada lagu yang saya ingat dengan seksama.

waktu itu saya belajar bahasa inggris, guru memberikan sebuah lagu untuk dipahami, lagu dengan lirik yang mudah dipahami,, tidak nyaman juga, jadi kaku sebenarnya, karena  ini lagu agak sentementil, lagu untuk si jomblo..."ocean deep" dari chiff ricard yg rilis tahun 1984, lagu yg sangat terkenal di jamannya, tapi lagu ini sangat populer hingga kini di Filipina, cover terbaiknya di liris oleh Carlo Banawa,  penyanyi perempuan philipina  di tahun awal tahun 2000an,

Jadi, sepulang kursus, agak malam, jalan kaki menyusuri jalanan  kotabaru yang basah oleh hujan, pohon pohon rindang bercahaya gemerlap kecil karena air tetesan hujan,  bangunan-bangunan kolonial yg romantis dan remang-remang,  masih ada sedikit rintik-rintik, jaket sobek masih cukup hangat dan saya menyalakan rokok,  meratakan sebuah pisau di belakang pinggang, di ujung sana cahaya anggun gereja katolik St Antonius malu-malu antara redup dan berkilau di pertigaan jalan abu bakar.

Mungkin saja hidup tidak sempurna, tapi teringat juga lirikan matanya yg sembunyi-sembunyi, atau senyuman manis darinya yang bagaimanapun akan sulit dikatakan untuk orang lain, senyuman itu adalah untuk saya,

langkah kaki seharusnya lebih cepat saat malam yang dingin sehabis hujan seperti malam ini, tapi saya merasa gerakan kaki saya melambat entah bagaimana, seolah-olah menikmati suasana, jalanan sunyi dan agak gelap, tapi saya siap mengeluarkan pisau saya bagi siapapun yg mengganggu perjalanan saya, mengganggu suasana yang meliputi saya,  namun pertanyaannya adalah seberapa sempurna diri saya untuk dirinya?

Hidup mungkin adalah keraguan, antara bahagia dan sedih, antara cinta dan benci,  kita ragu harus menempatkan diri dimana, kita ingin bahagia dan cinta, tapi kita ragu apakah itu akan menjadi nyata atau malah berakhir menjadi sedih dan benci, dan saya ragu dan gusar sebagai lelaki yg menjalani hidup dalam banyak kekurangan akan mampu membuatnya bahagia dan cinta.

Saya menghisap rokok saya lebih dalam dan kuat, dan menghembuskan asapnya lebih banyak untuk meluapkan rasa dalam hati dan pikiran, siapapun yang melihat saya waktu itu akan paham, bahwa saya sedang tidak dalam keadaan baik, saya tahu mereka akan berempati kepada saya, seorang penjaga angkringan yg saya lewati menyapa dengan ramah,  meski keramahan itu adalah biasa sebagai ciri khas jogja namun saya tahu sebenarnya dia tidak akan menyapa saya jika saya terlihat normal, dia menyapa saya karena saya terlihat unnormal, saya menghargai itu,  dan membalas dengan sedikit senyum yg baik.

Bisa saja saya yakin bahwa cinta akan menemukan jalannya yang misterius, bahkan berpura-pura untuk yakin, atau menjalani keraguan itu sendiri, siapa yang tahu dalam hati saya bahkan jika itu adalah dusta belaka,  apakah saya mampu membuatnya bersedih?  Jika harapannya tak menjadi nyata dan memudar..

Saya takut saya tidak cukup mampu menjadi yang cukup baik, tapi siapa yg harus disalahkan? Apakah dia pernah terpikir jika hal ini membuat kaki saya gemetar, merenggut kebebasan saya, membuat tak nyaman tidur, tak mampu menjadi diri sendiri.

Pernah dia SMS, " temui aku di gejayen"  , saya datang dengan tanpa merasa bersalah dan pakaian lusuh seperti biasanya, dan dia terlihat seperti bidadari dengan senyum tercantiknya, dan itu adalah senyum untuk saya,  "aku ajak kamu keliling kampusku, biar mereka-mereka itu tahu kamu adalah temanku".

Saya pulang dengan merasa sedikit linglung, saya takut melukai hati seseorang, bukan saya tak suka, justru mungkin saya lebih menyukainya dari siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun