Jakenan (2/5)Â - Bulan Ramadhan telah usai, seluruh umat muslim di Indonesia telah berhasil dalam menjalankan puasa selama satu bulan penuh lamanya. Gema takbir berkumandang, tanda hari raya yang telah tiba. Hari raya Idul Fitri menjadi momen paling bahagia dan ditunggu tunggu oleh umat muslim seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Suasana bahagia nampak berlangsung di Desa Sonorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati yang merayakan Idul Fitri 1443 H dengan melangsungkan tradisi bernama "Kondangan" di Masjid Al-Kautsar sebagai wujud syukur kepada Allah SWT. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya setelah shalat Idul Fitri di Desa Sonorejo yang bertempat pada masjid atau mushola terdekat dan mayoritas seluruh desa di Pati juga melaksanakannya. Dalam pelaksanaannya, para warga akan membawa nasi beserta lauk pauknya yang disajikan di nampan kayu atau plastik yang kemudian sering disebut dengan istilah "berkat". Selain itu, diperbolehkan pula untuk membawa buah buahan seperti semangka.
Acara kondangan dipimpin oleh Bapak Ari Shobirin yang merupakan hafidz Al-Quran dan imam Masjid Al-Kautsar. Selain itu, diikuti pula oleh ketua pengurus Masjid Al-Kautsar, Bapak H. Jamari, beserta jajarannya dan tidak lupa warga sekitar masjid Al-Kautsar. Acara dimulai dengan pembacaan doa oleh Bapak Ari Shobirin kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.
Tradisi makan bersama ini dilaksanakan dengan tujuan menjalin kebersamaan dan mempererat silaturahmi antar warga. Hal ini disampaikan langsung oleh Bapak H. Jamari selaku ketua pengurus Masjid Al-Kautsar "Alhamdulillah, tradisi kondangan dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah berjalan dengan lancar. Harapannya semoga tradisi ini dapat dilanjutkan hingga seterusnya untuk menjalin kebersamaan dan silaturahmi antar warga serta sebagai wujud syukur karena masih bisa dipertemukan dengan hari raya idul fitri tahun ini".Â
Suasana tradisi kondangan tahun 2022 tidak berbeda dengan tahun sebelumnya meskipun mudik sudah mulai diperbolehkan oleh pemerintah pada tahun ini. Suasana kondangan masih ramai diikuti oleh warga sekitar masjid Al-Kautsar. Para warga nampak antusias dan bergembira saat mengikuti kondangan karena menyambut hari Raya Idul Fitri setelah berjuang melaksanakan puasa Ramadhan.
Setelah makan bersama, nasi "berkat" tersebut dapat dibawa pulang kembali. Tidak heran mengapa nasi tersebut dinamakan nasi berkat karena perumpamaan bahwa nasi tersebut merupakan berkat dari Allah SWT karena bernilai lebih karena telah didoakan.