Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Momentum Jumat Agung Menjadi Pesan Damai bagi Kehidupan Bangsa

2 April 2021   15:55 Diperbarui: 2 April 2021   16:12 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi simbol Jumat Agung. Gambar: kalderanews.com

Hari ini umat Kristiani memperingati peristiwa Jumat Agung. Peristiwa wafatnya Isa Al-Masih atau Yesus Kristus. Peristiwa ini merupakan peristiwa besar karena bagi umat Kristiani baik Kristen maupun Katholik, peristiwa ini sebagai tonggak bersejarah. Pengorbanan Yesus Kristus menghapus dosa dunia. 

Melalui kematian Yesus Kristus, menjadi jembatan manusia untuk bisa datang kepada Allah secara langsung. Sebab sebelum peristiwa ini, umat tidak bisa langsung datang kepada Tuhan. Mereka harus melalui perantara nabi dan imam-imam. 

Mereka mempersembahkan korban bakaran di mezbah-mezbah dalam rumah peribadatan melalui perantaraan para imam. Setelah wafatnya Yesus Kristus yang kemudian diangkat ke surga pada hari ketiga, umat dapat langsung berdoa pada Tuhan tanpa melalui perantaraan imam.

Peristiwa Jumat Agung dan Paskah merupakan pesan khusus bagaimana besarnya cinta kasih Allah kepada umatNya. Dalam salah satu ayat di Alkitab yang tercantum dalam Yohanes 3 ayat 16 dikatakan: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Ini merupakan cinta agape, cinta terbesar yang pernah ada ketika seseorang rela menyerahkan nyawanya untuk orang yang dikasihinya.

 Maka kemudian ini menjadi titik balik umat untuk membalas kasih Allah itu. Para umat seyogyanya menyebarkan cinta kasih dan kedamaian seperti teladan Yesus Kristus. 

Dan ada hal yang sangat penting untuk perlu dicamkan: kita ini sebagai umat berdosa yang sebenarnya tidak layak untuk datang ke hadapan Sang Khalik saja mendapatkan belas kasih yang begitu besar dari Tuhan. Bahkan untuk kita orang berdosa itu ada yang rela mati untuk menggantikan hukuman atas dosa kita. Kita sudah diampuni. Maka apa alasannya untuk kita tidak mengampuni orang lain?

Beberapa waktu yang lalu di peringatan Minggu Palma, kita dihebohkan dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar. Peristiwa bom bunuh diri ini tidak sampai menelan korban jiwa dari pihak jemaat gereja. Hanya dua pelaku yang dinyatakan tewas. 

Peristiwa teror bom ini bukanlah yang pertama kali menyasar gereja. Masih jelas dalam ingatan teror bom bunuh diri serupa yang pernah terjadi di Surabaya dan Solo. Peristiwa ini tentu saja menyakiti hati umat Kristiani. 

Rentetan peristiwa teror ini membuat seakan-akan umat Kristiani dijadikan salah satu target sasaran peristiwa teror bom. Minoritas sekali lagi menjadi persoalan serius pada bangsa ini. 

Pihak yang bertanggung jawab pun menggunakan kedok agama untuk melancarkan aksi kekerasan. Menyebarkan aroma permusuhan dan perpecahan antar umat beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun