Akan tetapi, pemerintah harus tetap diawasi. Tidak baik bila semuanya hanya diam dan menurut. Siapa yang menjamin di dalam Istana tidak ada oknum yang bermain? Khawatirnya, kebijakan yang diambil adalah keputusan sewenang-wenang dari para sengkuni.
Jujur saja, dulu saya merasa figur dua serangkai ini, Fadli Zon dan Fahri Hamzah, sangat menjengkelkan. Saya ada bersama dengan orang-orang yang AMAT SANGAT ingin ikut mem-bully mereka. Ada kepuasan batin tersendiri bila ada yang "menampar" mereka dengan data yang meyakinkan.
Tetapi lama-lama asyik juga melihat tingkah polah dua bapak ini. Apalagi setelah pilpres selesai dan Gerindra merapat ke pemerintahan, serta PAN yang ikut-ikutan mendekat ke Istana, praktis sudah tidak ada lagi atau sudah jarang pihak yang mengkritisi pemerintah.
Paling tinggal siapa sih selain mereka? Rocky Gerung dan PKS saja. Itupun karena PKS sudah tidak memiliki teman jadi kurang terdengar.Â
Fadli Zon dan Fahri Hamzah dikenal gemar sekali mengkritik dengan bahasa yang tajam dibumbui istilah-istilah yang unik, sehingga menarik di telinga pendengar. Entah bikin kuping panas atau menikmati. Yang penting menarik. Tiada hari tanpa kritik.
Tetapi kritik mereka juga tidak sepenuhnya salah kok. Setidaknya untuk bahan instropeksi pemerintah. Tidak percaya? Coba kita lihat lagi kritik-kritik mereka secara objektif. Ambil contoh beberapa saja.
#Fadli Zon
1. Â Sri Mulyani adalah Menteri pencetak utang.
Kritik ini disampaikan setelah Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani mendapatkan gelar Menteri Keuangan terbaik dunia. "Menteri ini Menteri yang berhasil menambah utang. Mungkin dia Menteri terbaik dari sisi penambah utang" kata Fadli Zon saat itu.
Faktanya memang utang pemerintah bertambah begitu tinggi selama pemerintahan Pak Jokowi. Walaupun kondisi tersebut diklaim masih sangat aman karena masih jauh lebih kecil daripada aset pemerintah.
Namun tak ada salahnya juga mendengarkan kritikan itu sebagai warning pemerintah. Menambah utang juga pasti ada resikonya sehingga diharapkan ada pertimbangan yang masak sebelum kebijakan sungguh-sungguh diambil.
2. Mengubah istilah Nawacita menjadi Nawaduka
Nawacita adalah program Pak Jokowi yang Ia pakai dalam kampanye presiden 2014 lalu, yang kemudian dijadikan visi misi pemerintahan Jokowi-JK. Berisi tentang Sembilan prioritas pembangunan selama lima tahun dari 2014-2019.