Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pak Jokowi, Tolong Swasta Butuh Order

6 Agustus 2020   09:43 Diperbarui: 6 Agustus 2020   09:34 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar berikut adalah tangkapan layar (Screenshot) yang saya ambil dari status WhatsApp seorang rekan Manajer di perusahaan tempat saya bekerja beberapa hari yang lalu. Berangkat dari sebuah keprihatinan sekaligus kekhawatiran karena order sudah sangat sepi. 

Prediksi pekerjaan bahkan hanya sampai Minggu ke-2 bulan Agustus ini. Setelah itu masih gelap. Belum ada proyeksi penjualan lagi. Ini adalah kondisi terparah yang belum pernah dialami sejak perusahaan berdiri. Biasanya load pekerjaan sampai 3 bulan ke depan itu sudah ada dalam rencana produksi.

Perusahaan tempat saya bekerja adalah sebuah perusahaan kelistrikan nasional. Pelanggan utama kami adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sudah puluhan tahun bekerja sama dengan kami. PLN sendiri menyumbang sekitar lebih dari 70 persen sales / penjualan setiap tahunnya. Namun tahun ini berbeda. Order dari PLN anjlok. 

Bahkan sejak sekitar akhir Maret 2020 kemarin sudah tidak ada pesanan sama sekali. Imbasnya income perusahaan menurun drastis karena otomatis mengurangi penjualan setidaknya sampai 70-80 persen. Entah apa yang terjadi dengan PLN, mengapa pesanan ke supplier-suplier ikut-ikutan dilockdown. Kondisi ini sudah membuat manajemen ketar-ketir. 

Akhirnya PHK tidak terhindarkan. Sebanyak 25 persen dari jumlah karyawan sudah dikurangi sejak bulan Maret yang merupakan awal pandemi covid-19 diumumkan di Indonesia. Pun di bulan Agustus ini karyawan yang bertahan akhirnya harus menerima kenyataan dirumahkan secara bergantian dengan konsekuensi pemotongan gaji. 

Kondisi ini tidak hanya kami yang mengalami. Beberapa perusahaan yang jadi supplier PLN pun mengalami hal serupa. Karena sesungguhnya, biasanya PLN itu menjadi pelanggan utama dengan jumlah order terbesar bagi setiap supplier. 

Kenalan saya di daerah Karawang yang memiliki usaha pembuatan panel, ia sudah menutup usahanya sejak empat bulan yang lalu. Hanya 10 persen saja karyawan yang tetap masuk. Ini terjadi lantaran bisa dibilang 90 persen pesanan produk perusahaan itu berasal dari PLN.

Bulan Agustus-September sepertinya adalah titik terendah kondisi perekonomian di Indonesia. Di bulan-bulan ini, perusahaan-perusahaan yang pada 5 bulan kemarin masih sanggup bertahan, mulai kehabisan napas. Kondisi ini bila tidak membaik, dikhawatirkan akan membuat kondisi perusahaan kolaps. Membaik dalam arti ada "suapan makanan untuk dimakan".

Mengutip berita terakhir tanggal 04 Agustus 2020 kemarin, serapan anggaran covid-19 masih sangat rendah. Presiden Jokowi sendiri yang menyampaikan fakta itu. Hingga awal Agustus, penyerapan anggaran untuk covid-19 baru sekitar 20 persen. Bila dikonversi dengan angka, dari total 695 triliun, baru 141 triliun terserap. 

Presiden mendorong kepada para menteri supaya realisasi anggaran dipercepat karena ini sudah sangat ditunggu oleh masyarakat. Satgas Covid-19 yang dibentuk oleh pemerintah selain satgas pemulihan kesehatan juga adalah satgas pemulihan ekonomi. Ini sudah sangat tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun