Mohon tunggu...
Hajar Alfarisy
Hajar Alfarisy Mohon Tunggu... Petani - Menulis mengabadikan masa depan

Berjalan dalam kadar mengingat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tarone, Gadis Cantik di Jantung Sulawesi

26 September 2016   17:45 Diperbarui: 26 September 2016   19:21 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padi Tarone menguning. (Dokpri)

Hingga sekarang masih ada yang sesekali mendengar jika lumbung terbakar, padi terbuang sia-sia. Begitu pula nasi. Maka orang akan mendengar suara orang menangis. Sesekali Ibu Ruth tersenyum. Mungkin benar memang bahwa beras tarone ini asal muasalnya dari seorang perempuan.

Maamo – maamo (ucapan kasihan) begitu orang Seko jika ada beras atau padi yang terbuang; baik ketika memanen, menjemur ataupun ketika ada nasi yang tersisa di piring. Mereka menghargainya sebagai ibu. Ketika padi hilang, hilanglah napasnya. “Di sini, tak ada yang menyebut kata maamo kecuali digunakan untuk padi. Tarone sangat dihargai. Kalau tidak, akan “ni peang peang mampamaila” ketika diabaikan ia akan liar dan pergi.

Jika itu terjadi, manusia akan kelaparan. Karena itu, ‘Tarone gadis cantik di jantung Sulawesi’ mesti dijaga. Jika tidak, buku diatara ruas yang beringga akan patah, lalu akan keluar lender kemerahan, pertanda hilangnya sumber kehidupan masyarakat, tak ada ruang tempat bernapas di jantung Sulawesi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun