Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bijak Menyikapi Sampah

16 November 2022   13:12 Diperbarui: 16 November 2022   13:19 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sampah yang Menumpuk (Sumber : Kompas Megapolitan)

Sampah merupakan permasalahan yang tak kunjung usai dari waktu ke waktu. Hal ini karena kurangnya kesadaran dan kepedulian kita terhadap sampah. Sampah-sampah ini berasal dari limbah industri maupun rumah tangga. 

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang dimaksud sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah ini dihasilkan manusia setiap melakukan aktivitas sehari-hari.Berdasarkan sifatnya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Sampah Organik, adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai, seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, daun-daunan, kulit telur, tulang, dan sebagainya.
b. Sampah Anorganik, adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai, seperti plastik, karet, besi, kaleng, barang elektronik, dan sebagainya. Tetapi, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat.

Untuk mengurangi penumpukan sampah, bisa kita mulai dari diri kita sendiri. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan antara lain sebagai berikut :

1. Memilah Sampah

Dokpri
Dokpri
Sampah yang ada di rumah, kita pisahkan antara sampah organik dan anorganik. Ada juga yang memilahnya menjadi tiga, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3. 

Kalau kita memiliki hewan peliharaan seperti ayam atau bebek, sampah organik yang berupa sisa makanan, sayuran atau buah-buahan tersebut bisa kita jadikan makanan hewan peliharaan tersebut. 

Seandainya sampah organik tersebut tidak habis dimakan hewan peliharaan, maka sampah tersebut akan membusuk dan terurai dengan sendirinya dan bisa menjadi kompos. 

Untuk sampah anorganik seperti botol plastik, kaleng, besi, atau barang elektronik bisa kita kumpulkan dan kita berikan kepada tukang sampah, dijual kepada pengepul atau didaur ulang. Dan sampah anorganik lainnya yang tidak bisa didaur ulang kembali atau dijual ke pengepul baru kita buang ke tempat pembuangan sampah.

2. Membawa Kantong Belanja

Kantong Belanja (Sumber : Lazada)
Kantong Belanja (Sumber : Lazada)
Saat kita belanja, sebaiknya kita membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik. Kantong belanja itu bisa berupa kantong belanja kain atau tas kresek bekas yang masih bisa dimanfaatkan atau digunakan kembali.

3. Membawa Box Makanan

Dokpri
Dokpri
Saat kita hendak membeli makanan seperti bubur, nasi kuning, nasi goreng, soto, kue, dan makanan lainnya hendaknya membawa box makanan sendiri. 

Dengan begitu kita sudah mengurangi sampah pembungkus makanan baik itu plastik, kotak, maupun kertas pembungkus. Selain itu, makanan yang diletakkan dalam box makanan juga lebih sehat dan higienis dibandingkan dibungkus plastik.
4. Membawa Botol Minuman Sendiri

Sumber : Kompas
Sumber : Kompas
Saat keluar rumah atau bepergian, sebaiknya kita membawa botol minuman sendiri. Sehingga ketika sewaktu-waktu merasa haus, kita bisa minum bekal air minum kita tersebut. Hal itu menghindarkan kita untuk membeli minuman kemasan, dengan begitu kita mengurangi sampah gelas atau botol plastik. 

Atau misalnya kita ingin membeli minuman di luar seperti es dawet, es kelapa muda, es oyen, es campur, dan sebagainya, kita bisa membawa tumbler agar tidak menyumbang sampah plastik.
5. Mendaur Ulang Sampah

Tas dari sedotan plastik bekas (Dokpri)
Tas dari sedotan plastik bekas (Dokpri)
Di antara sampah-sampah yang kita buang, ada beberapa yang bisa didaur ulang dan dimanfaatkan menjadi produk lain yang berguna. Produk-produk tersebut bisa kita pakai sendiri atau bisa juga kita jual. Daur ulang bisa dilakukan dengan menggunakan botol plastik, gelas plastik, koran, tas kresek, kaleng, dan sebagainya seperti berikut ini.
Bantal dari kain perca atau baju bekas (Dokpri)
Bantal dari kain perca atau baju bekas (Dokpri)
  • Botol plastik bisa didaur ulang menjadi pot tanaman, vas bunga, tempat pensil, wadah makanan, lampu hias, bunga hias dan kerajinan lainnya.
    Tempat pensil dari botol plastik bekas (Dokpri)
    Tempat pensil dari botol plastik bekas (Dokpri)
  • Gelas plastik bekas minuman bisa kita manfaatkan untuk tas belanja, tirai, hiasan rumah/kelas, pot tanaman, dan sebagainya.
    Tirai dari gelas plastik bekas (Sumber : Ragam Kerajinan Tangan)
    Tirai dari gelas plastik bekas (Sumber : Ragam Kerajinan Tangan)
  • Tas kresek bisa kita manfaatkan untuk membuat bunga hias, gelang, tikar, dan sebagainya.
    Bunga dari tas kresek (Dokpri)
    Bunga dari tas kresek (Dokpri)
  • Plastik bekas bungkus makanan bisa dimanfaatkan menjadi berbagai produk seperti tikar, taplak, mading, tas belanja, dompet, dan sebagainya.
    Taplak meja dari bungkus kopi (Sumber : Youtube)
    Taplak meja dari bungkus kopi (Sumber : Youtube)
  • Koran bekas bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan, alas lemari, alas rak, dan sebagainya
  • Kertas bekas bisa dimanfaatkan menjadi amplop, bunga hias, alas lemari, alas rak, dan sebagainya. Kertas yang sisi lainnya masih kosong pun masih bisa dimanfaatkan untuk menulis, menghitung atau menggambar.
  • Kaleng bekas bisa dimanfaatkan menjadi miniatur kendaraan, pot tanaman, tempat pensil, vas bunga, wadah makanan, dan sebagainya.
    Miniatur vespa dari kaleng bekas (Sumber : Twitter)
    Miniatur vespa dari kaleng bekas (Sumber : Twitter)

Dan masih banyak sampah-sampah lainnya yang bisa dimanfaatkan kembali atau didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi. Dengan mendaur ulang sampah, kita bisa mendapat tambahan penghasilan selain mengurangi jumlah sampah.

6. Mengurangi Penggunaan Kertas dan Tisu
Saat kita ingin mengusap bagian tubuh seperti mulut, wajah, tangan atau membersihkan kotoran di benda, biasanya kita mengusapnya menggunakan tisu. Penggunaan tisu tersebut bisa kita alihkan dengan menggunakan sapu tangan atau lap. 

Begitupun dengan kertas, untuk dokumen-dokumen di kantor bisa memanfaatkan e-dokumen. Dan sekarang, di sekolah-sekolah juga lebih banyak yang menggunakan komputer atau hp android saat mengadakan ujian bagi peserta didik. 

Dengan begitu, bisa mengurangi penggunaan kertas. Dengan mengurangi penggunakan kertas dan tisu berarti mengurangi pohon yang ditebang, sehingga alam kita tetap hijau dan lestari.

Itulah beberapa contoh yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penumpukan sampah dan tentunya masih banyak aksi lainnya yang bisa kita lakukan untuk kebersihan lingkungan di sekitar kita. Kalau bukan kita yang menyelamatkan lingkungan di sekitar kita, siapa lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun