Mohon tunggu...
Alfa Riezie
Alfa Riezie Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengarang yang suka ihi uhu

Muhammad Alfariezie, nama yang memiliki arti sebagai Kesatria Paling Mulia. Semua itu sudah ada yang mengatur. Siapakah dan di manakah sesuatu itu? Di dalam perasaan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makan dengan Pocong

25 Juni 2021   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2021   03:01 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Makan dengan Pocong

Sesuatu. Ya. Lebih baik begitu. Lebih baik aku menyebut warisan kakek sebagai sesuatu.

Aku menyadari, warisan kakek bukanlah sesuatu yang buruk. Aku sudah berkonsultasi dengan seorang ustaz. Dia bukanlah orang pintar yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang berasal dari dunia gaib. Dia hanya seorang penceramah dan guru yang senantiasa mengajarkan anak-anak mengaji dan tata cara solat. Selain itu, dia adalah orang yang rajin membaca dan mendengar. Bahkan, dia lulusan universitas arab.

"Ustaz, aku bingung. Setelah kematian kakekku, diri ini seperti menerima warisannya. Yang sebelum kematiannya tidak mampu berinteraksi atau melihat makhluk gaib, sekarang aku selalu melihat hal-hal gaib," ujarku kepadanya sembari mereguk kopi yang baru saja ia hidangkan.

"Apa kau merasa terganggu menerima warisan itu? Bukankah banyak orang yang ingin belajar ilmu untuk berinteraksi langsung dengan makhluk tak kasat mata?" jawabnya lalu mengambil kue-kue yang kubawa.

Benarlah pertanyaan yang ia lontarkan. Semua balik lagi kepadaku.

"Aku merasa takut dan belum mampu mengontrol diri jika secara tiba-tiba melihat keajaiban Tuhan akan makhluk-makhluk itu di antara keramaian," jawabku seraya membayangkan kejadian yang pernah terjadi waktu aku menunggu hujan di pinggiran toko, karena saat itu aku melihat sesuatu yang cukup mengerikan dan itu muncul ketika sore, saat aku berteduh dengan lima orang.

"Aku tidak mempunyai keahlian untuk menghilangkan yang mungkin saja anugerah untukmu. Yang kumampu hanya mengatakan agar kamu lebih mendekatkan diri kepada agama Allah. Kamu banyak membaca Al Quran dan selalu mengingat Allah agar bisa mengontrol rasa takut itu," jawabnya.

Sejak saat itu dan saat mendengar kata-kata itu, aku berusaha menjadi manusia yang lebih rajin dalam urusan beribadah. Alhamdulilah, aku mampu menguasai diri ketika secara tak terduga melihat makhluk-makhluk dari dunia lain.

Aku tidak perlu menghindar dari kenyataan. Aku menyadari, ini adalah anugerah. Karena warisan kakek atau karena sesuatu ini maka aku mengetahui harus ke mana berkunjung jika perut ingin sekali makanan dan minuman.

Hari itu, aku tak jadi makan dan minum di salah satu rumah makan. Rumah makannya terletak di suatu daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun