Bismillah wal hamdulilah was sholatu ala Rasulullilah ibni Abdillah, Amma ba'dah
Santri, dengan identitasnya sebagai penuntut ilmu agama, sering kali dipersepsikan sebagai individu yang terikat pada tradisi. Namun, zaman telah berubah, dan wajah santri masa kini juga turut berkembang. Mereka tetap menjaga esensi keilmuan dan spiritualitas, tetapi dengan semangat baru yang lebih segar. Santri hari ini tidak hanya "ngaji full," tetapi juga memiliki "ambisi cool" untuk meraih mimpi besar di berbagai bidang kehidupan.
Mengenai arti dari santri, beberapa ahli mencoba mengartikannya dengan pendekatan filosofisnya, diantaranya :
Huruf Sin (س) singkatan dari: Saalikun Ila al-Akhirah. Santri harus menuju pada jalan akhirat.
Huruf Nun (ن) singkatan dari: Naaibun ‘ani al-Masyayikh. Santri adalah sebagai pengganti para guru (Ulama).
Huruf Ta’ (ت) singkatan dari: Taarikun ‘ani al-Ma’ashi. Santri harus mampu menjauhkan diri dari kemaksiatan.
Huruf Ro’ (ر) singkatan dari: Rooghibun fi al-Khoirot. Santi harus senang terhadap kebaikan.
Huruf Ya’ (ي) singkatan dari: Yarju as-Salamata fi ad-Diini waddunya wal akhirah. Santri harus selalu mengharapkan (mempunyai harapan menuju) keselamatan di dalam agama, dunia, dan akhirat.
Pesantren menjadi Titik Awal Perjalanan
Di pesantren, santri menghabiskan hari-hari mereka dengan mengaji, menghafal Al-Qur’an, dan mendalami kitab-kitab klasik. Jadwal yang padat membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang disiplin dan tangguh. Namun, di balik rutinitas itu, pesantren juga menjadi tempat tumbuhnya cita-cita besar. Banyak santri yang bermimpi menjadi ulama besar, penulis hebat, wirausahawan sukses, atau bahkan ilmuwan yang mampu menjawab berbagai problematika dan tantangan zaman.
Dengan bekal ilmu agama yang kokoh, santri masa kini tidak lagi terbatas pada peran tradisional. Mereka memahami bahwa di era modern ini, ilmu agama perlu diintegrasikan dengan ilmu pengetahuan umum. Semangat "ngaji full" menjadi pondasi bagi mereka untuk memiliki visi dan misi yang lebih luas dan relevan dengan kebutuhan dunia.
Santri masa kini tidak hanya bermimpi untuk sukses secara personal, tetapi juga ingin memberi manfaat bagi masyarakat. "Ambisi cool" mereka bukan tentang sekadar meraih popularitas atau kekayaan, tetapi tentang bagaimana mereka dapat membawa keberkahan di setiap langkahnya.
Sebagai contoh, banyak santri yang kini menguasai teknologi untuk berdakwah secara digital. Dengan media sosial, mereka berbagi ilmu agama dengan cara yang kreatif, seperti membuat konten inspiratif, video edukatif, atau bahkan aplikasi Islami. Di sisi lain, ada pula santri yang terjun ke dunia wirausaha dengan prinsip syari'ah, membangun bisnis yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga harus beretika.
Meskipun memiliki semangat besar, perjalanan santri masa kini tidak selalu mulus. Mereka dihadapkan pada tantangan globalisasi, budaya populer, hingga teknologi yang bisa menjadi pedang bermata dua. Media sosial, misalnya, dapat menjadi sarana dakwah yang efektif, tetapi juga membawa risiko distraksi jika tidak dikelola dengan bijak.
Selain itu, ada pula stigma yang masih melekat bahwa santri hanya cocok untuk ranah keagamaan. Pandangan ini terkadang membatasi ruang gerak santri yang ingin mengejar ambisi di bidang-bidang lain, seperti sains, seni, atau politik. Namun, santri masa kini terus mencoba membuktikan bahwa mereka mampu menembus batasan tersebut tanpa kehilangan identitas.
Keseimbangan antara "ngaji full" dan "ambisi cool" menjadi kunci keberhasilan santri masa kini. Mereka memahami bahwa ilmu agama adalah pijakan utama, sementara ambisi adalah langkah untuk menjadikan ilmu itu bermanfaat secara luas. Dengan nilai-nilai pesantren seperti keikhlasan, kejujuran, dan kedisiplinan, santri mampu bersaing di dunia modern tanpa kehilangan jati diri mereka.
Inspirasi dari Santri Masa Kini
Banyak kisah inspiratif dari santri masa kini yang berhasil mengintegrasikan ilmu agama dengan bidang-bidang modern. Ada yang menjadi pengusaha sukses, content creator Islami, hingga akademisi yang mendunia. Mereka membuktikan bahwa "ngaji full" tidak menghalangi mereka untuk memiliki "ambisi cool" yang berdampak luas.
Santri masa kini adalah representasi dari generasi yang dinamis, tetap berakar pada tradisi, tetapi terbuka terhadap inovasi. Mereka diamanahi pesan bahwa kesederhanaan hidup tidak menghalangi mimpi besar, dan nilai-nilai agama dapat menjadi pondasi kuat untuk meraih kesuksesan sejati.
Penutup
"Ngaji full, ambisi cool" adalah refleksi dari santri masa kini yang mampu menyeimbangkan antara keilmuan agama dan cita-cita duniawi. Dengan semangat belajar, keberanian untuk bermimpi, dan akhlak mulia, mereka tidak hanya membangun masa depan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada masyarakat.
Santri masa kini adalah generasi yang siap menjawab berbagai tantangan zaman, membawa pesan damai dan keberkahan dari pesantren ke dunia luas. Dengan begitu, mereka membuktikan bahwa tradisi dan modernitas bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan dapat berjalan harmonis dalam setiap langkah mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI