Mohon tunggu...
Alexzander ParlindunganManalu
Alexzander ParlindunganManalu Mohon Tunggu... Mahasiswa Theologi

Soli Deo Gloria

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Segala Sesuatu Diciptakan di dalam Kristus (Kolose 1:15-20)

14 Oktober 2025   12:29 Diperbarui: 14 Oktober 2025   12:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bapak, Ibu, saudara-saudari yang terkasih di dalam Kristus, Segala keindahan alam, langit biru, hutan hijau, air yang mengalir, udara segar adalah anugerah Allah yang diciptakan melalui Kristus dan untuk Kristus. Namun kenyataannya, banyak yang merusaknya: hutan dibakar, sampah menumpuk, udara tercemar, manusia saling mengeksploitasi. Akibatnya bukan hanya alam yang rusak, tetapi juga hubungan kita dengan sesama dan dengan Allah. Lalu yang menjadi pertanyaan bagi kita saat ini, bagaimana kita sebagai orang percaya menanggapi masalah demikian? Bagaiman gereja mengambil sikap dalam menjaga seluruh ciptaan Allah itu? Hal inilah yang akan kita renungkan dalam Firman Tuhan ini.

Perlu kita pahami bahwa surat Kolose adalah surat yang ditulis oleh rasul Paulus ketika ia berada di dalam penjara pada tahun 61- 63 M dan ditujukan kepada jemaat atau orang Kristen yang berada di kota Kolose. Jika kita melihat konteks jemaat yang ada di Kolose pada saat itu, di sana terdapat ajaran sesat Gnostik yang berusaha meyesatkan orang-orang Kristen (percaya) pada saat itu tentang iman mereka kepada Kristus sehingga surat Kolose ini ditulis bertujuan untuk membantah ajaran sesat tersebut dengan menekankan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus yang adalah Allah namun turun menjadi manusia, menderita bahkan mati di kayu salib untuk menebus manusia dari penghukuman dosa sehingga setiap orang yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

Oleh karena itu pada Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini berbicara tentang penekanan "Keutamaan Kristus" dari pada segala-galanya. Kristus adalah Allah yang menciptakan seluruh alam semesta sehingga tidak ada satupun di alam semesta ini yang layak disembah, dipuji, dan dimuliakan selain dari pada Yesus Kristus sang Pencipta, Anak Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia dari penghukuman dosa.

Karena itu untuk memahami bagian Firman Tuhan ini, kita merenungkannya menjadi tiga (3) poin penting!

  • Yesus Kritus adalah Allah yang menciptakan seluruh alam semesta (ay. 15-17)

Bapak Ibu dan saudara-saudari yang terkasih, sering sekali kita berpikir dan dibingungkan dengan pemahaman tentang Yesus Kristus sebagai Pencipta, mungkin kita berpikir: Bagaimana mungkin Yesus sebagai Pencipta sedangkan dunia ini sudah ada terlebih dahulu berulah Ia dilahirkan ke dunia? Apakah ada manusia di dunia ini yang mampu menciptakan alam semesta yang sangat luar biasa ini? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut muncullah suatu pertanyaan kunci bagi kita, yaitu: manusia seperti apakah Yesus Kristus ini sehingga Alkitab mengatakan bahwa ia adalah Pencipta segala sesuatu? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kita tarik kesimpulan awal bahwa Yesus Kristus bukanlah manusia biasa seperti kita semua yang ada di tempat ini dan bahkan di seluruh dunia ini namun Ia juga adalah Allah yang sejati.

Pada bagian ini (ayat 15-17) kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus dijelaskan sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, berarti Allah yang selama ini tidak dapat kita lihat dengan kasat mata yaitu pribadai Allah Bapa dan pribadi Allah Roh Kudus dinyatakan dalam pribadi Yesus Kristus yang adalah Allah namun turun ke dunia menjadi Juruselamat bagi setiap orang yang percaya yang dapat dilihat oleh manusia secara kasat mata. Hal ini menegaskan bahwa Yesus Kristus yang kita kenal itu bukan seperti manusia biasa seperti kita namun Ia adalah Allah yang menyatakan diri menjadi manusia, artinya Kristus adalah Allah yang menjadi manusia dan sebaliknya Ia adalah seratus persen manusia namun juga Ia adalah seratus persen Allah. Sehingga pernyataan awal tadi menjadi logis bahwa Yesus Kristus adalah manusia yang memiliki kuasa yang sangat luar biasa karena Ia adalah Allah.

Selanjutnya dikatakan: Kristus sebagai yang sulung, yang terutama daripada segala yang diciptakan, pencipta dari segala sesuatu. Kata sulung dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai: yang pertama, yang utama, yang mendapat kedudukan istimewa. Sehingga ini berarti bahwa Yesus Kristus bukanlah manusia biasa namun Ia adalah manusia yang istimewa yaitu Allah yang menjadi manusia sehingga Ia lah yang punya otoritas atau kuasa atas segala ciptaan di dunia ini.

 Selanjutnya lagi dikatakan bahwa segala sesuatu diciptakan untuk Dia, yang terlebih dahulu daripada segala sesuatu dan segala sesuatu menyatu di dalam Dia. Hal ini berarti bahwa tidak ada segala sesuatu yang sudah ada di dunia ini sebelum Dia ada, sehingga sesuatu itu menciptakan Dia namun sebaliknya Dialah yang Alpha dan Omega (yang pertama dan terakhir) yang kemudian menjadi dasar sebagai pencipta sehingga terciptalah seluruh alam semesta ini. Dan dikatakan dengan jelas bahwa segala sesuatu diciptakan untuk Dia. Segala ciptaan berarti baik manusia, hewan, bahkan juga seluruh tumbuhan, dan alam semesta ini diciptakan dengan satu tujuan yang sama yaitu hanya untuk Dia (Yesus Kristus) yaitu untuk memuliakan Allah dengan melakukan dan mentaati segala perintah dan kehendak-Nya dengan sunguh-sungguh sehingga Tuhan dipermuliakan oleh karena kita memanfaatkan seluruh ciptaan-Nya dengan baik dan benar dan menjadi berkat bagi setiap orang.

Oleh karena itu Bapak, Ibu dan saudara-saudari yang terkasih bagian ini mengingatkan kita dan memberikan kita pemahaman yang jelas dan luar biasa tentang siapa selama ini Yesus Kristus yang kita sembah itu. Ia bukan hanya manusia biasa namun Ia adalah Allah yang berkuasa menciptakan seluruh alam semesta ini serta isinya. Hal ini mengingatkan kita bahwa betapa luar biasanya Allah yang kita sembah itu menciptakan dunia ini dengan sungguh amat baik. Karena itu mari kita mengingat  dan memanfaatkan seluruh alam semesta ciptaan Tuhan ini dengan baik dan benar sesuai dengan kehendak Allah bukan untuk kepentingan kita pribadi, perusahaan, atau kelompok orang tertentu sehingga kita tidak merusak, menghancurkan, serta semena-mena atas tatanan alam yang mengakibatkan murka Allah. Pertanyaan refleksi bagi kita: kalau kita merusak alam kita degan membakar hutan sembarangan, membuang sampah sembarangan, penggundulan hutan sembarangan, dan lain-lain yang mengakibatkan kerusakan alam yang begitu parah untuk kepentingan kita pribadi, apakah Tuhan senang untuk semua itu? Tentu TIDAK, namun sebaliknya marilah kita menyadari tujuan penciptaan, tanggung jawab kita dan menghargai seluruh ciptaan termasuk alam kita dengan menjaga, merawat serta melestarikannya sehingga Tuhan dimuliakan melalui segala ciptaan-Nya. Ketika kita menikmati hasil ladang kita mari kita datang pada Tuhan menaikkan syukur dan terima kasih kita pada Tuhan sehingga Tuhan dimuliakan.

  • Yesus Kristus adalah Kepala Gereja (ay. 18)

Bapak Ibu dan saudara-saudari yang terksaih, gereja adalah umat Allah, tubuh Kristus, persekutuan orang percaya yang dipanggil keluar dari dunia untuk hidup bagi Allah, dipersatukan oleh Roh Kudus, dan diutus menjadi saksi Kristus di dunia. Marthin Luther mengatakan bahwa gereja sejati adalah tempat di mana Firman Tuhan diberitakan dengan murni dan sakramen dilayankan dengan benar. Oleh karena itu kita semua di tempat ini sebagai orang percaya adalah gereja Tuhan. Namun jika kita melihat realitas saat ini, sering sekali gereja tidak lagi menjadi tempat persekutuan yang nyaman bagi umat Kristen. Bukanlah hal yang mengejutkan lagi bagi kita banyak gereja yang mengalami konflik, baik antara sesama pelayan maupun juga sesama jemaat ataupun juga sebaliknya, banyak orang yang datang beribadah bukan lagi karena kerinduan akan Tuhan namun sebagai sarana untuk menyombongkan diri dengan sesamanya, mencari keuntungan dari gereja, ada juga gereja yang di dalamnya terdapat jemaat yang merasa diri paling penting, paling berkuasa, paling kaya, paling berpengaruh sedangkan yang lainnya yang paling direndahkan atau bahkan tidak diperhitungkan sebagai anggota jemaat, dan banyak faktor-faktor lainnya sehingga sering sekali faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan terjadinya perpecahan dan gereja tidak lagi menjadi tempat untuk pertumbuhan iman bahkan jika kita melihat situasi jumlah jemaat dalam ibadah gereja saat ini, tidak jarang jumlah kursi kosong lebih banyak dari pada kursi yang berisi. Oleh karena itu, pertanyaan yang seharusnya kita munculkan adalah: apa yang menyebabkan demikian? Apakah gereja saat ini masih berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan atau berdasarkan kehendak pribadi manusia? apakah Tuhan yang menjadi pemimpin yang berotoritas bagi gereja kita atau tidak? Lalu bagaimana kata Firman Tuhan saat ini tentang gereja yang sebenarnya?

Ayat 18 mengatakan bahwa Dialah (Yesuslah) kepala tubuh, yaitu gereja (Kristus adalah kepala gereja). Demikian halnya dengan tubuh jasmani kita, setiap anggota tubuh selalu bergerak berdasarkan pimpinan kepala atau akal pikiran otak kita. Setiap anggota tubuh berbeda-beda dan juga memiliki fungsi yang berbeda-beda pula namun semuanya didasarkan pada satu tujuan yang sama yaitu sang kepala yang mengkoordinasikannya. Demikian juga kita sebagai tubuh Kristus dan Kristus adalah Kepala dalam gereja berarti setiap kita punya tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda namun setiap gereja seharusnya melakukan apa yang dikehendaki oleh Kristus sang Kepala gereja itu. Hal ini berarti bahwa tidak ada satupun anggota gereja, baik pendeta, sintua, jemaat serta yang lainnya yang merasa diri sebagai penguasa dalam gereja sehingga bertindak sesukanya dalam gereja yang tidak sesuai dengan kehendak sang Kepala gereja yaitu Kritus. Namun sebaliknya, gereja yang benar dan berkenan bagi Allah adalah gereja yang tunduk dan taat pada kehendak Tuhan. Martin Luther berpandangan bahwa kehendak Tuhan dalam gereja adalah; gereja sebagai tempat pemberitaan Firman Tuhan yang murni dan benar berdasarkan ajaran Alkitab bukan sekedar tempat mendengarkan cerita lucu, moral, atau motivasi sukses semata, gereja sebagai tempat jemaat untuk hidup memandang dan meneladani Kristus sang Kepala gereja yang tersalib sehingga jemaat diajarkan untuk hidup dalam kerendahan hati dan saling mengasihi bukan saling meninggikan diri dan hidup bermegah, setiap jemaat dipanggil melayani sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam profesinya masing-masing untuk memberitakan injil-Nya. Oleh karena itu ketika gereja berjalan sesuai dengan kehendak dan pimpinan Kristus sebagai Kepala gereja maka gereja akan menjadi tempat persekutuan yang menumbuhkan iman serta meuliakan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun