Ketika mengunjungi kawasan wisata alam Air Terjun Tanggedu di Desa (persiapan) Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, NTT untuk "belanja" bahan menulis, saya menemukan beberapa perempuan merokok. Bagi kami di Sumba Timur ini hal yang biasa. Sementara di daerah Sumba yang lain, para perempuan "makan" tembakau saat nginang.
Sepanjang perjalanan menuju Air Terjun-dari tempat parkir kendaraan yang berjarak 1,4 km-kita menjumpai kebun tembakau milik petani. Tak luas.Â
Hanya ditanami beberapa ratus anakan tembakau, sementara di sisi yang lain adalah bawang merah dan sayur-sayuran. Setelah berusia 4 bulan tembakau akan dipanen dan diiris tipis-tipis, dijemur sampai kering sebelum digulung dalam bentuk bantalan.Â
Di Pasar Inpres Waingapu tembakau iris ini dijual 40 ribu rupiah per "papan", kira-kira seberat setengah kilogram. Â
Jika di bagian lain Pulau Sumba "kertas" rokok adalah kulit jagung yang dikeringkan seperti rokok klobot di Jawa, di Sumba Timur berupa daun lontar. Pucuk lontar dipotong, dikeringkan dan dihaluskan dengan pisau.Â
Untuk keperluan merokok, daun lontar dipotong-potong sepanjang 5 cm. Tembakau kering digulung di dalamnya dan siap dinikmati.