Mohon tunggu...
Alexander Bala
Alexander Bala Mohon Tunggu... Pegiat Kata

Menulis seadanya: merekam tentang perjalanan, pengalaman, dan cinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanam Pohon Menanam Kehidupan

10 Juli 2025   11:20 Diperbarui: 10 Juli 2025   11:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto AB, bibit tanaman yang siap ditanam

Lingkungan hidup menjadi isu penting dan strategis ketika dunia diperhadapkan pada fenomena alam dengan anomali iklim yang tidak menentu. Fenomena lingkungan dan iklim yang demikian mendorong Universitas Flores (Uniflor) Ende menggagas “Gerakan Menanam Pohon” melalui merawat mata air dan mengembangkan hutan keluarga. Dari akar pengetahuan ke akar kehidupan. Kampus Uniflor bicara akar atau konservasi pengetahuan, sedangkan Tana Nua bicara konservasi tanaman. Sebuah kolaborasi positif antara dunia kampus dan dunia kehidupan.

Mewujudkan gagasan tersebut sebanyak 420 orang dosen dan karyawan Uniflor Ende pada Sabtu, 5 Juli 2025 serentak melakukan penanaman pohon di empat desa pada Kecamatan Wewaria dan Kecamatan Nangapanda. Dua desa di Kecamatan Wewaria, yaitu Desa Detubela dan Desa Mautenda Barat. Sedangkan, Desa Malawaru dan Desa Boubenga berada di Kecamatan Nangapanda. Kegiatan pengabdian penanaman pohon dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan keikutsertaan lembaga pendidikan tinggi Universitas Flores dalam menanam, menjaga, dan merawat lingkungan. Sebanyak 14 ribu bibit kayu keras dan seribu tanaman buah didatangkan dari BP DAS Labuan Bajo. Bibit-bibit ditanam di titik-titik lokasi, seperti kebun warga, bantaran sungai, sumber mata air untuk menjaga dan mendukung konservasi.

Rektor Uniflor Willybrordus Lanamana saat memberangkatkan peserta menjelaskan bahwa kegiatan penanaman merupakan implementasi “Kampus Berdampak” untuk ikut aktif menangani persoalan lingkungan hidup secara langsung dan berkelanjutan karena berdampak positif dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Penanaman pohon adalah salah satu kegiatan perayaan Dies Natalis ke-45 sekaligus  pencanangan Uniflor Emas tahun 2030. Kegiatan dilaksanakan atas kerja sama dengan Yayasan Tana Nua Flores. “Kami mendukung penuh dan melihat bahwa kampus mulai tanggap terhadap isu ekologismelalui aksi nyata menanam pohon”, ungkap Hironimus Pala Direktur Tana Nua Flores.

Foto AB, Kantor Desa Mautenda Barat Ende
Foto AB, Kantor Desa Mautenda Barat Ende

Setelah menempuh perjalanan sekitar 60 kilometer, rombongan di Desa Mautenda Barat Kecamatan Wewaria tiba di lokasi pukul 09.30Wita setelah menempuh perjalanan dari kota Ende. Masyarakat menyambut dengan antusias. Kepala Desa Mautenda Barat Robertus Yohanes Moda Sega. Selamat datang untuk pertama kali di Desa ini. ”Terima kasih kepada Bapakdan Ibu yang telah mengorbankan waktu ke desa. Uniflor telah menggagas gerakan menanam pohon mengingat setiap tahun kami mengalami korban, seperti lahan pertanian terendam banjir, ternak warga terbawa arus air, singkatnya bencana selalu mengintai”, terang Robert. Lanjut Robert, konservasi merupakan salah satu gerakan positif dan karena itu para mosalaki di desa ini telah merelakan tanah ulayat untuk ditanami pohon, dan semoga gerakan ini berkelanjutan. Kepala desa dan warga mendoakan lembaga Uniflor agar terus berdaya, berilmu, bermoral, juga berkeadilan dalam mendidik anak-anak bangsa. Uniflor telah membantu bibit sekaligus menanam, sehingga masyarakat merawatnya demi keberlangsungan anak cucu kita. “Maaf jika ada kekurangan”, tutup Kades Robert di kantor desa Mautenda Barat.

Foto AB, Kepala Desa Mautenda Barat Robertus Yohanes Moda Sega.
Foto AB, Kepala Desa Mautenda Barat Robertus Yohanes Moda Sega.

Wakil Rektor Bidang Kesejahteraan Ima Fatima Pampe menguraikan bahwa menanam beribu-ribu pohon, selain menyongsong Dies Natalis Uniflor ke-45 dan tahun emas ke-50, kegiatan ini sesungguhnya berangkat dari keprihatinan akan alam yang kian terdegradasi akibat ulah manusia. Alam punya batas ketahanan menyanggah kehidupan manusia. Jika, batas ketahanan alam tak sanggup lagi, maka alam pun akan murka dengan perilaku manusia. Namun, menurut Ima, manusia tidak perlu pasrah untuk terus melaksanakan konservasi alam. Ia berharap agar masyarakat menjaga dan merawat tanaman agar kelelahan kita terbayar. Jika tanaman tumbuh bagus tentu dapat menghadirkan karbondioksida yang sangat membantu manusia. Pada titik-titik tanam tertentu dibantu dengan irigasi tetes melalui botol yang dibawa oleh para peserta. Ada 4 jenis pohon yang ditanam, yaitu  sengon, mundi, ulin, dan ketapang.

Foto AB, bibit tanaman yang siap ditanam
Foto AB, bibit tanaman yang siap ditanam

Hari dari Yayasan Tana Nua Flores memberikan informasi seputar proses penanaman pohon. Menurut Heri Mautenda Barat menjadi desa dampingan Yayasan Tana Nua yang secara demografis dikelilingi oleh bantaran sungai. Jika musim hujan desa ini sering mendapat luapan banjir dan menggenangi pemukiman warga. Dia berharap penanaman pohon-pohon ini sejalan dengan salah satu program yayasan, yakni program kritikal tentang perubahan iklim. “Jangan lupa Bapak dan Ibu, tanam sambil berdoa, agar semua yang kita tanam hari ini yang atas inisiasi Uniflor dapat hidup untuk kebaikan masyarakat. Uniflor, dari ruang kampus menuju ruang kehidupan”, harap Heri diamini oleh para peserta. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun