Jakarta -- Kabar sakitnya selebriti Nikita Mirzani yang kini dirawat di rumah sakit poli dalam, menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi psikisnya. Menanggapi hal ini, psikolog senior Mintarsih angkat bicara dan menghubungkan sakitnya Nikita dengan tingkat stres yang tinggi, terutama setelah penetapan status P21 dalam kasus yang menjeratnya, Senin (02/06).
Menurut Mintarsih, individu seperti Nikita yang dikenal emosional memang memiliki kerentanan lebih untuk jatuh sakit ketika menghadapi stres.Â
"Ya, kalau sakit dan sebelumnya ditahan, itu umumnya kita hubungkan dengan stres yang ada di situ. Tapi sebelumnya mungkin sudah ada dasarnya. Kita lihat, Nikita kan cukup emosional lah orangnya," ujar Mintarsih. Ia menjelaskan bahwa emosi yang kuat dapat memicu gangguan fisik, terutama jika sudah ada bakat penyakit sebelumnya.
Stres Akibat Tekanan Hukum dan Trauma Masa Lalu
Mintarsih menyoroti bahwa Nikita saat ini menghadapi tekanan besar akibat proses hukum, terutama setelah kasusnya mencapai P21.Â
"Sebetulnya bukan tekanan hukumnya, tapi stres karena hukum. Jadi dia yang biasa menang, akhirnya sekarang tidak menang, sudah sampai P21. Kan bagi dia sudah suatu yang cukup pesimis, kan bahwa dia akan kalah," jelasnya.
Selain itu, Mintarsih juga menyebutkan kemungkinan trauma besar yang dialami Nikita terkait hubungannya dengan sang anak, yang kemudian bertumpuk dengan masalah hukum ini.Â
"Apalagi sebelumnya cukup menghadapi trauma yang cukup besar dalam hubungannya dengan anaknya. Kemudian muncul lagi masalah ini. Jadi ya bertumpuklah satu persatu secara berturut-turut, akhirnya dia tidak tahan dan akhirnya jatuh sakit," imbuhnya.
Ekspresi di Media Sosial: Sifat atau Gangguan?
Mengenai kebiasaan Nikita yang sering berbicara blak-blakan di media sosial, Mintarsih menjelaskan bahwa ini bisa jadi merupakan sifat pribadinya atau ekspresi komunikasi. Namun, ia menekankan bahwa cara Nikita membawa emosi dalam setiap ucapannya dapat dengan mudah memengaruhi kondisi fisiknya.Â