Mohon tunggu...
Muhammad AldySetiawan
Muhammad AldySetiawan Mohon Tunggu... Lainnya - informatif & Inspirasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, yang menulis untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taman Nasional Tanjung Puting Ditutup, para Pekerja Wisata Banting Setir Saat Pandemi

11 November 2021   19:40 Diperbarui: 11 November 2021   19:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak terjadinya pandemi Covid-19 khususnya di wilayah kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), pemerintah dengan terpaksa harus menutup beberapa tempat wisata yang ada, termasuk kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Secara ekonomi, hal ini tentu saja berdampak secara ekonomi terhadap geliat ekonomi masyarakat, khususnya para pelaku industri wisata di Kobar. Seperti diketahui, TNTP menjadi tempat dengan daya tarik utama bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Kobar.

Keputusan menutup Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) dikeluarkan melalui surat dari Balai TNTP Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, tertanggal 17 Maret 2020.

Para pelaku usaha atau pegiat sektor wisata TNTP ini harus memutar otak mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Seperti yang diungkapkan Yuda (23), ia menjadi tour guide wisata di Taman Nasional Tanjung Putting, Kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin-Barat. Ia mengungkapkan bahwa penghasilan dari wisata ini menurun sangat drastis, bahkan wisata ini 90% tutup atau mati total yang berdampak pada perekonomian mereka.

"90 % wisatawan di tanjung puting tenggelam akibat pandemi bahkan mencapai 100% entah turis dari manca negara/lokal semenjak lockdown, pada saat itu penurunan wisata sangat berkurang jauh, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada, dalam kurun 2 tahun terakhir, sangat berbeda jauh dengan sebelum adanya pandemi, kalau dikatakan turun dratis , iyaa karena pariwisata Indonesia terkhususnya ditaman nasional tanjung puting bisa dikatakan mati total disaat pandemi ini," ujarnya, 10 November 2021.

Yuda mengatakan dampak dari penutupan lokasi wisata TNTP ini sangat merugikan semua pihak untuk pegiat wisata ini. Ia juga mengungkapkan bahwa semua pegiat wisata ini banting stir mencari pekerjaan lain untuk bertahan hidup.

"sekitar 40% dari kami  pekerja parawisata khususnya pemilik kelotok (kapal wisata) mengalami kerugian besar, akibat tidak terurusnya kelotok (kapal wisata) dan tenggelam. para pelaku pariwisata ditntp, mereka banting stir mencari pekerjaan lain, karena yang terkena dampak bukan hanya guide , travel saja, ada beberapa melingkupi captain kapal, asisten kapal,chef, driver, mereka semua bertahan hidup bekerja apapun, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, beberapa contoh ada yang menjadi buruh , ada yang jadi pedagang pentol, tukang parkir, apapun itu yang terpenting kebutuhan sehari-hari terpenuhi," Ungkapnya.

Ia berharap agar pandemi ini segera cepat berlalu, sehingga semua aktivitas hingga kegiatan dapat kembali normal seperti biasanya. Ia berharap agar aktivitas wisata ini pulih dan kembali beroprasi seperti biasanya.

"banyak dari kami meharapkan kembali dan bekerja seperti dulu lagi di tanjung puting nasional park dan sambil menunggu normal seperti dulu lagi sebagian pelaku parawisata memanfaatkan kelotok (kapal wisata) dengan susur sungai untuk melihat sunset di daerah kumai atau kawasan TNTP" pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun