Sorowako, Luwu Timur -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 114 Universitas Hasanuddin kerjasama PT. Vale Indonesia Tbk melaksanakan kegiatan sosialisasi bertajuk "Restorasi Danau Matano: Peran Masyarakat dalam Mengendalikan Tanaman Hydrilla verticillata dan Ikan Invasif". Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat pesisir Danau Matano mengenai pentingnya pelestarian ekosistem danau.
Dalam kegiatan ini, Nur Alwaqia, selaku penanggungjawab program menyampaikan hasil observasi lapangan dan hasil wawancara dengan beberapa responden terkait penyebaran tanaman invasif Hydrilla verticillata serta ikan sapu-sapu dan louhan. Masyarakat kemudian diberikan pemahaman mengenai dampak ekologis spesies invasif tersebut, serta cara memanfaatkannya secara produktif agar tidak hanya menjadi ancaman, melainkan potensi lokal yang bernilai. Ia mengatakan bahwa sebenarnya penyebaran spesies invasif yang sudah tidak terkontrol ini dapat ditekan dengan pemanfaatan secara besar-besaran.
Dalam salah satu sesi wawancara yang ia lakukan, seorang warga pesisir Danau Matano menilai kondisi danau kian memprihatinkan akibat tumbuhan Hydrilla yang menyebar cepat dan ledakan populasi ikan sapu-sapu. "Dulu air di tepi danau lebih bersih, sekarang penuh dengan tanaman dan ikan asing yang mengganggu aktivitas kami. Bahkan sudah jarang kami melihat ikan asli sini seperti Butini dan Opudi," ujar salah satu responden.
Menanggapi hal itu, penanggung jawab kegiatan, Nur Alwaqia, pada saat penyampaian materi berharap sosialisasi yang dilakukan dapat menjadi titik awal perubahan. "Kami berharap sosialisasi ini mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran, sekaligus mendorong aksi nyata menjaga kelestarian Danau Matano. Karena jika bukan kita yang menjaga Danau Matano, siapa lagi?" katanya.
"Jika kita menjaga alam, alam akan menjaga kita juga, jadi sangat diharapkan kontribusi masyarakat dalam menjaga kelestarian danau kita ini," tambahnya.
Selain penyuluhan, mahasiswa juga menyerahkan book chapter yang berisi informasi terkait Hydrilla dan ikan invasif, termasuk strategi mitigasi melalui pemanfaatannya menjadi produk. Aksi ini diharapkan tidak hanya berdampak sesaat, tetapi juga memberikan keberlanjutan dalam jangka panjang.
Salah satu warga yang hadir dalam sosialisasi menyatakan, "Sekarang saya tahu bahwa tumbuhan dan ikan yang tadinya dianggap ancaman, sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan tepat"
Pada akhir kegiatan, mahasiswa menyerahkan materi edukasi secara simbolis kepada kepala desa sebagai upaya tindak lanjut, sehingga informasi tersebut tetap dapat diakses masyarakat meskipun program KKN telah berakhir.