Ilmu adalah modal bagi kita untuk menjalani kehidupan. Tanpa ilmu kita akan menjalani hidup tanpa arah dan tujuan. Bahkan menurut sayyidina Ali bin Abi Thalib, ilmu lebih berharga dari pada harta. Karena Kau lah yang menjaga harta, sedangkan ilmu yang menjaga Mu.
Ada begitu banyak ilmu yang ada di dalam kehidupan. Baik ilmu dalam agama, dalam berinteraksi dengan alam, dalam berinteraksi dengan sesama manusia, bahkan ilmu dalam berinteraksi dengan jagat semesta.
Namun ilmu agama merupakan yang paling fundamental dari segala ilmu yang ada. Dengan agama kita mengenal tentang keimanan, ketakwaan, adab, etika, dan lain sebagainya yang menjadikan manusia menjadi makhluk hidup yang berbeda dan paling sempurna dimuka bumi ini.
Baca juga: Mengapa Kita Harus Menuntut Ilmu?
Tanpa ilmu agama yang menjadi pondasi dasar, keilmuan lainnya akan menjadi abstrak dan tidak berpenghujung. Karna ilmu agama akan menuntun kita jika segala sesuatu yang ada di muka bumi ini telah tercipta sedemikian sempurnanya sehingga manusia dan makhluk hidup lainnya dapat hidup berdampingan.
Di dalam Al Quran, Allah Berfirman " Allah akan menninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Mujadilah : 11). Menurut sayyidina Umar bin Khattab, ada tiga tahapan seseorang dalam menuntut ilmu agar dapat meninggikan derajatnya sebagai manusia.
Pada tahapan pertama, ketika mengetahui suatu ilmu maka Ia akan sombong. Pernahkah kita ketika merasa mengetahui sesuatu dan orang lain belum mengetahuinya, lalu kita merasa sombong? Jika iya, menunjukkan ketika itu kita berada di tahapan pertama saat menuntut ilmu.
Baca juga: Perhatikan Adabmu Saat Menuntut Ilmu
Rasa ingin dihargai atau bahkan merasa yang terbaik biasa dimiliki oleh kita sebagai manusia. Namun sikap seperti itu justru menunjukkan kita masih belum memahami jika ilmu yang kita ketahui sebenarnya hanya sebagian kecil dari ilmu yang sesungguhnya dan mungkin sama sekali belum kita lihat keseluruhannya. Dan rasa sombong dari dalam diri manusia justru akan menutup mata, telinga, dan bahkan hati kita untuk mencari tahu lebih dalam dari ilmu yang kita pelajari.
Pada tahapan kedua, ketika memahami suatu ilmu maka Ia akan tawadhu. Ketika kita memahami suatu ilmu, maka sesungguhnya kita akan merasa rendah hati karena begitu luasnya cakupan ilmu yang sebenarnya kita pelajari. Rasa tawadhu juga akan membuka mata, telinga, dan hati kita untuk terus mencari ilmu dari manapun dan siapapun.
Tahapan ketiga, ketika menguasai suatu ilmu maka Ia akan sadar jika tidak ada apa-apanya. Ilmu tersebut tidak hanya akan membuka mata, telinga, dan hati kita, namun juga menundukkannya. Karena ilmu yang kita pelajari telah menuntun kita menuju kesempurnaan dari segala ciptaan-Nya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!