Mohon tunggu...
Aldi arianto
Aldi arianto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Stkip ydb lubuk alung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yakinlah,bahwa Janji allah itu pasti.

29 Januari 2021   07:53 Diperbarui: 29 Januari 2021   08:10 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Radit adalah seorang siswa SMA Negeri yang saat ini sedang duduk dikelas XII ipa. Bagi Radit duduk dikelas XII ini sangatlah membingungkan,karena ini adalah jalan terakhir dalam menentukan masa depan.Teman-teman Radit sibuk dalam segala hal,ada yang ingin lanjut ke perguruan tinggi dan ada pula yang ingin bekerja setalah tamat SMA. Sementara Radit masih belum menetukan keputusan nya untuk masa depan nya.

  Waktu berlalu dan tahun pun berganti. Pendaftaran untuk melanjutkan ke perguruan tinggi telah dibuka,mulai dari PTN,PTKIN,PTS,maupun sekolah kedinasan. Dan untuk bisa menempuh atau lolos dalam pendaftaran tersebut ada beberapa jalur,yaitu SNMPTN,SPAN-PTKIN,SBMPTN,UM-PTKIN,Dan MANDIRI. Teman-teman radit sibuk dalam mempersiapkam berkas-berkas pendaftaran untuk lanjut ke perguruan tinggi.

 Bulan Februari adalah dimana bulan untuk pendaftaran ke PTN dan pada saat itu juga jalur SNMPTN dibuka. Teman-teman Radit begitu semangat dalam mendaftar dan masing-masing mereka berharap bisa lolos,karena jalur SNMPTN adalah jalur Undangan.  Suatu hari Radit ingin tahu,apakah dirinya bisa ikut SNMPTN atau tidak,dalam hati ia bergumam "jika saya bisa ikut SNMPTN apakah saya bisa menggunakan kesempatan ini?apakah saya lanjut ke perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi? Jika saya lanjut ke perguruan tinggi dari mana biaya yang harus saya cari,ekonomi orang tua pun tidak akan mampu untuk membiayai kuliah saya nanti". Keinginan Radit untuk melanjutkan pendidikan sebenarnya ada,tapi dia memikirkan ekonomi dan keuangan orang tua nya. Radit diibaratkan berada dipersimpangan jalan menuju masa depan,dimana jalan apa pun yang ia pilih sama-sama mengantarkan nya menuju kesuksesan dalam rentang waktu yang berbeda.

  Untuk bisa mencari jalan keluar dari masalah nya Radit mencoba untuk bangun ditengah malam hari dan mendirikan sholat sunnah tahajud,hajat,dan istikharah,dan berdoa pada yang maha kuasa bahwa dia sangat berminat sekali untuk lanjut ke perguruan tinggi tapi terkendala dengan biaya.Keesokan harinya,pukul 06.45 wib saat Radit mau berangkat ke sekolah,ia membicarakan hal ini pada orang tua nya. Radit berkata" Ayah,Ibu setelah tamat SMA nanti Radit ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,Radit ingin seperti teman-teman lainnya,berjuang untuk meraih cita-cita demi masa depan". Mendengar keinginan anak nya,orang tua radit hanya diam tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka,kecuali air mata. Radit terdiam dan ia pun juga sudah menduga bahwa jawaban dari orang tua nya ialah air mata.

 Kemudian Radit berangkat sekolah dan berpamitan sama orang tua. Ditengah perjalan Ia memikirkan jawaban dari orang tua nya tadi. Tanpa disadari air mata radit pun membasahi pipi karena keinginan nya tidak bisa terpenuhi.Radit hanya terdiam dan berdoa"ya allah,apa pun jalan yang kau berikan semoga bisa mengantarkan hamba mu ini kejalan kesuksesan,keputusan-Mu lah yang terbaik,ya allah".

 Sabtu adalah dimana hari yang kurang efektif dalam proses belajar,karena banyak nya waktu yang terpakai untuk bersih-bersih dan gotong royong. Pukul sudah menujukkan 12.30 wib adalah waktu untuk pulang. Dan pemberitahuan dari kantor majelis guru siswa kelas XII belum diizinkan untuk pulang,karena ada serangkaian kegiatan yang menyangkut hal-hal tentang perkuliahan dari salah satu organisasi mahasiswa di tingkat kecamatan. "Wah ini kegiatan yang sangat bermanfaat sekali nih" gumam Radit.

Kemudian Radit memasuki ruangan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sesampainya didalam,hati Radit terenyuh melihat beragam almamater yang dikenakan oleh kakak-kakak mahasiswa dari berbagai kampus kebanggaan mereka."Enak ya jadi mahasiswa bisa memakai pakaian yang bagus dan rapi"ujar teman Radit.Radit hanya mengangguk tenang, ia juga ingin menjadi kakak-kakak tersebut memakai almamater dari kampus kebanggan,karena menjadi seorang mahasiswa adalah mimpi Radit yang tertulis ditembok kamar nya.

Acara pun dimulai,Kakak Umar Mahasiswa UIN IB jurusan Hukum Tata Negara (HTN) menyampaikan materi nya yang berjudul Tentang "Pentingnya pendidikan". Radit begitu semangat dalam mengikuti acara ini ditambah lagi dengan pemateri yang bagus dan penyampaian materi nya pun juga bagus. Disela-sela penyampaian materi,Radit termotivasi untuk melanjutkan pendidikan nya ke jenjang yang lebih tinggi karena disamping penyampaian materi pentingnya pendidikan,kak Umar juga mengatakan bahwa anak yang kurang mampu bisa melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi dengan beasiswa bidikmisi yang mana semua biaya nya ditanggung oleh pemerintah. Kini keputusan Radit untuk lanjut ke perguruan tinggi semakin bulat,penuh dengan tekad dan semangat. 

 Sesampainya dirumah Radit menceritakan kepada orang tua nya bahwa ada beasiswa bidikmisi untuk anak yang kurang mampu dibidang ekonomi dan berprestasi dalam bidang akademik. Orang tua Radit tersenyum manis melihat kegigihan dan semangat Radit dalam meraih impian nya."Hanya dengan doa yang bisa Ayah,ibu bantu nak" kata orang tua Radit. Itu sudah lebih cukup Yah,bu yang terpenting dalam hidup Radit adalah Doa dan ridho dari orang tua,karena ridho orang tua juga ridho sang Ilahi.

  Radit melengkapai semua persyaratan untuk beasiswa bidikmisi dan meminta surat rekomendasi bidikmisi dari sekolah. Semua berkas telah lengkap dan radit pun membuka website untuk pendaftaran SNMPTN DAN SPAN-PTKIN melalui jalur bidikmisi. Pendaftaran selesai dan menunggu pengumuman.

  Waktu yang ditunggu pun telah tiba,dimana hari pengumuman kelulusan jalur SNMPTN, Radit membuka sistus SNMPTN dan melihat hasil nya,ternyata disana tertulis "Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN 2019,sebaiknya mengikuti SBMPTN 2019". Langit yang begitu cerah seakan-akan berubah menjadi awan hitam yang pekat dan gelap,begitu perumpamaan hati Radit. Radit mencoba menenangkan diri tanpa memberitahu ke orang tuanya bahwa ia tidak lulus SNMPTN, dan dia masih berharap untuk bisa lulus jalur SPAN-PTKIN mungkin SNMPTN belum pilihan yang tepat yang allah berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun