Mohon tunggu...
Vio Aldianita
Vio Aldianita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Bismillah La Hawla Wala Quwwata Illah Billah.. Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Gender untuk Anak Usia Dini Demi Bekal Kedepannya

27 September 2018   20:21 Diperbarui: 27 September 2018   20:44 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tatanan kehidupan umat manusia yang didominasi kaum laki-laki atas kaum perempuan menurut Collins dalam Dewi (2013:119). Dalam tatanan itu, menurut Simone de Beauvoir (2013) perempuan ditempatkan sebagai the second human being (manusia kelas dua), yang berada di bawah superioritas laki-laki. Perempuan selalu dianggap bukan makhluk penting, melainkan sekedar pelengkap yang diciptakan dari dan untuk kepentingan laki-laki. Akibatnya, ada pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan biasanya ditempatkan di ranah domestik, sedangkan laki-laki berada di ranah publik (Beauvoir, 2003:ix).

Keadilan dan kesetaraan gender merupakan suatu kondisi yang setara dan seimbang antara laki laki dan perempuan dalam memperoleh peluang/kesempatan, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan. Keadilan gender adalah keadilan dalam memperlakukan perempuan dan laki --laki sesuai kebutuhan mereka. 

Hal ini mencakup perlakuan yang setara atau perlakuan yang berbeda tetapi diperhitungkan ekuivalen dalam hal hak, kewajiban, kepentingan dan kesempatan. Keseteraan gender pada hakekatnya berarti mengakui bahwa semua manusia ( baik laki-laki maupun perempuan ) bebas mengembangkan kemampuan personal mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh peran gender yang kaku.

Hal ini bukan berarti bahwa perempuan dan laki-laki harus selalu sama, tetapi hak, tanggung jawab, dan kesempatannya tidak dipengaruhi oleh apakah mereka dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan ( Unesco, 2002 ).

Pengenalan gender adalah langkah awal untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak. Mengapa harus diberikan sejak dini? Salah satu alasannya adalah karena usia ini anak sedang mengalami masa golden age. Lebih dari itu, anak usia dini juga memiliki ketertarikan tentang perbedaan tentang anak laki-laki dan perempuan.

Pada dasarnya, anak sudah bisa dikenalkan tentang gender sejak sejak umur 15 bulan. Pada saat ini, anak mulai memasuki fase anal. Fase anak adalah fase yang mana anak mulai paham tentang fungsi dari alat kelamin. Pada fase ini, anak mulai mempelajari perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

Secara tidak langsung, sebenarnya orangtua juga sudah mulai menerapkan prinsip gender pada anak. Misalnya, tentang pemilihan model dan warna baju, mainan, serta aksesoris untuk anak. Yang perlu orangtua pelajari adalah tentang bagaimana tahapan dan cara membuat anak paham tentang konsep gender.

Cara Mengenalkan Konsep Gender pada Anak sebagai berikut :

1. Melalui Permainan Anak

Konsep gender bisa dikenalkan melalui permainan anak. Pada usia balita, anak-anak biasanya senang bermain rumah-rumahan. Anak perempuan bisa berperan sebagai ibu, sementara anak laki-laki berperan sebagai ayah. Permainan seperti ini berperan untuk mengenalkan perbedaan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.

Anak laki-laki, misalnya, mempunyai peran sebagai kepala keluarga yang bekerja, melindungi keluarga dan yang lainnya. Anak perempuan berperan menjaga anak, mendongeng, memasak, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun