Mohon tunggu...
Aldani Putri
Aldani Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Seleksi Mahasiswa Berprestasi?

4 Februari 2016   16:36 Diperbarui: 4 Februari 2016   21:14 2524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbak, ringkasan bahas asingnya boleh ditambah selain bahasa Inggris?

Tentu saja boleh! Nah ini baru pertanyaan visioner. Anda diperbolehkan membuat ringkasan dalam bahasa negara anggota PBB. Tetapi yang wajib adalah ringkasan Bahasa Inggrisnya. Tentu, menjadi nilai plus di skala nasional jika Anda memiliki kemampuan bahasa asing tambahan. Tetapi, saya pribadi meski menguasai bahasa asing lain hanya memfokuskan pada ringkasan bahasa Inggris saya. Grammar, coherence, diction, scientific english for research purpose. Itu saja sudah cukup menyulitkan karena tempo hari saya melakukannya sendirian *tanpa peer tutoring dan bahkan tidak dicek oleh "mata ketiga". Pengecekan ini penting karena semua bahasa asing yang Anda pilih untuk ringkasan haruslah sesuai kaidah kebahasaan.

Mbak, IPK minimal ikut Mawapres berapa ya Mbak? IPK-ku standard banget.

Syarat IPK sesuai yang tercantum dalam Panduan Mawapres tingkat Sarjana 2015 lalu adalah bebas. Artinya berapapun IPK Anda bisa mendaftar Seleksi Mawapres. Hanya saja indikator penilaian IPK ini tentu dibandingkan dengan teman-teman lain yang juga mengikuti seleksi. Semakin tinggi IPK Anda, tentu sangat menguntungkan persentasenya dalam blanko penilaian Anda. Peraturan tahun 2015 memang tidak seketat peraturan tahun sebelumnya dari segi IPK yang mana mewajibkan IPK minimal 2,75. Namun, beberapa jurusan dan fakultas menaikkan standard mereka sendiri untuk peserta yang diperbolehkan mengikuti seleksi Mapres, misalnya Fakultas saya di tahun lalu hanya membuka seleksi untuk Mahasiswa dengan IPK diatas 3,50. Untuk syarat lebih lanjut bisa mengakses Pedoman Pemilihan Mahasiswa Berprestasi.

Mbak, KTI-nya seperti apa ya? Kayaknya kok justru ga terlalu berat gitu topiknya sederhana semua para mapres tahun sebelumnya. Harus linier dengan bidang studi tidak?

Hm, pertanyaan satu ini subjektif ya. Berat atau tidaknya tergantung pada sudut pandang si pembaca KTI. Untuk referensi topik KTI yang biasanya dipakai antara lain: 
1) Anti Korupsi dan Anti Narkoba
2) Budaya Hukum
3) Entrepreneur dan atau Technopreneur
4) Hak Azasi Manusia
5) Kedaulatan Energi
6) Kedaulatan Maritim
7) Kedaulatan Pangan
8) Partisipasi Publik
9) Pelestarian Budaya Indonesia
10)Pemerataan Pembangunan
11)Penguatan Iptek dan Inovasi
12)Politik Luar Negeri Indonesia
13)Restorasi Sosial
14)Sistem Pendidikan Nasional
15)Tata Kelola Pemerintah dan Reformasi Birokrasi


Tema tiap tahun memang berubah, tetapi topiknya sama dan sebenarnya sangat mungkin untuk ditelaah dari bidang ilmu apa saja. Saya pribadi mengambil topik terkait pemasungan: karena berhubungan dengan HAM dan juga linier dengan program studi saya, psikologi klinis. Kak Andhika Putra Sudarman (Mapresnas 2014) memilih topik linier dengan bidang hukum, yakni penetapan kantong plastik berbayar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik (Klik di sini). LInieritas tidak menjadi kewajiban, tetapi tentu Anda akan lebih mudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dewan juri jika KTI Anda linier dengan jurusan yang sedang ditempuh. Pernah juga ada kasus pemakaian topik KTI psikologi tetapi ybs bukan dari jurusan psikologi. Tentu tidak masalah jika Anda bisa tetap menarik benang merah dengan jurusan Anda dan bisa menggunakan referensi secara tepat. Tantangan ketika presentasi KTI adalah: membuat JURI dan PENDENGAR dari semua bidang ilmu PAHAM dengan topik KTI yang linier dengan jurusan Anda serta solusi yang Anda tawarkan.

Teman-teman bisa membuka Mawapres Dikti untuk melihat beragam KTI mapres yang lolos sebagai finalis nasional. PENTING: Jangan plagiasi! Jangan lupa citasi! Jangan pakai google translate untuk ringkasan bahasa Inggris. Hal-hal tersebut bisa mengakibatkan Anda mendapatkan skor yang rendah dalam seleksi, bahkan lebih parah, berdampak pada pencabutan titel Anda sebagai Mawapres.

Mbak, prestasi apa yang bisa membuat kita unggul? Harus ada prestasi Internasional ya?

Saya cukup senang karena waktu saya mengikuti seleksi Mapres Undip di sekolah Mapres tahun 2013 masih dengan sistem semua prestasi dicantumkan. Jadi kandidat yang punya 120 sertifikat finalis dan juara berapa pun semuanya dibawa. Jadi bayangkan, ada kandidat yang punya setumpuk prestasi dan ada juga yang timpang seperti saya saat itu hanya bawa 5 sertifikat (hiks).

Untungnya, DIKTI membuat syarat ini lebih simple sekarang, yakni dengan memasukkan 10 prestasi terbaik yang dimiliki. Hanya saja syaratnya daridulu yang masih sama adalah: minimal kompetisi tingkat Provinsi. Syarat ini masih berlaku. Ini penting karena banyak Mapres yang tidak lolos ke Nasional karena minimnya sertifikat juara atau event tingkat Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun