Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Main "Cilub Baa" dan Resikonya

3 Maret 2014   04:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bermain dengan anak-anak usia balita (bawah lima tahun) tentu sangat menyenangkan. Melihat tingkah polah mereka, cara tertawa mereka yang menggemaskan, bisa membuat kita lupa sejenak persoalan hidup.  Salah satu permainan turun temurun yang diwariskan nenek moyang kita bersama anak-anak adalah bermain "Cilub Baa".

Bermain "Cilub Baa" dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan menutup wajah dengan kedua tangan, Bilang" Ciluuuub" lalu kita buka kembali sambi berkata: "Baa..." akan membuat anak senang dan tertawa-tawa karena menurut mereka sangat lucu. Atau bisa juga dengan bersembunyi dibalik tirai, tembok atau apa saja, sambil bilang "Ciluub", lalu memunculkan kembali diri kita dihadapan mereka dan bilang "Baa..." juga akan membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal.

Bermain permainan seperti ini  bersama anak-anak kita, tentu ada resikonya juga lho? Adalah cerita kakak saya atas kelakuan keponakan saya yang berumur  3 (tiga) tahun.  Keponakan saya yang bernama Nadia, dibawa oleh mamanya tersebut berbelanja ke Pasar.  Disebuah toko pakaian disaat mamanya asyik memilih-milih pakaian, tentu Nadia tidak begitu terawasi.

Mama nya, terkejut pas tidak melihat Nadia disekitar toko itu. Mamanya tentu langsung histeris dan khawatir, berteriak memanggil nama anaknya "Nadiaaaa!" mencari keluar toko dan bertanya kepenjaganya dan penjaga toko didepan atau sebelahnya. Penjaga toko dan pembeli lainpun juga ikut-ikutan sibuk mencari. Ditengah kepanikan itu tiba-tiba keponakan saya itu muncul dibalik baju-baju: "Ma, Baaaaa!" katanya, sambil tersenyum manis tanpa rasa bersalah. Membuat seisi toko tertawa melihat kelakuan keponakan saya itu.

Itulah salah satu resiko bermain "Cilub Baa" kalau kita tidak hati-hati menjaga anak saat diajak bepergian,bisa saja dia bermain seperti keponakan saya itu.

Kemudian, selain bermain "Cilub Baa", para orangtua juga jangan sesekali apapun kondisinya mengajari anak berbohong, karena bisa jadi bumerang buat diri sendiri. Anak-anak adalah manusia jujur luar biasa.  Ada cerita kakak saya lagi tentang keponakan saya ini mengenai cerita berbohong itu tadi.


Suatu hari, kakak saya ini berselisih paham dengan suaminya sehingga marah-marahan.  Kakak saya karena saking kesalnya dengan sang suami, sengaja tidak masak dirumah. Tidak ada nasi dan lauk pauk untuk suami sepulang kerja.  Nah, untuk makan siang, kakak saya ini membawa anaknya pergi makan diluar membawa serta pembantu yang menjaga anaknya.

Pas akan pulang, diajari keponakan saya itu berbohong: "Nanti kalau sampai dirumah, papa tanya darimana? Jawab kalau kita dari tempat jahit ya? " Keponakan saya itu mengangguk mengiyakan.

Sampailah mereka dirumah. Ternyata memang papanya sudah pulang. Papanyapun menyapa anaknya: "Wah darimana Nak?

Nadia spontan menjawab. "Dari pergi makan."

Begitulah kepolosan anak-anak, mereka adalah manusia jujur luar biasa.

Sekian....:-)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun