Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Setop Saling Hujat Menyonsong Pemilu 2019

6 Desember 2018   11:00 Diperbarui: 10 Desember 2018   09:04 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia kembali akan melaksanakan pemilu pada April 2019. Pemilu kali ini berbeda dengan pemilu 2014 lima tahun lalu. Tahun 2014 lalu kedua kubu sama-sama calon bebas atau salah satunya bukan sebagai petahana.  

Berbeda dengan pemilu tahun 2019 nanti walau calonnya sama namun posisinya sudah berbeda, Joko Widodo adalah Presiden yang sedang menjabat atau petahanan sedangkan Prabowo Subianto berstatus penantang. Yang menyamakan adalah calon wakil Presidennya sama-sama orang baru. 

Joko Widodo mengandeng ulama sepuh KH. Maaruf Amin, sedangkan Prabowo Subianto menggandeng pengusaha muda Sandiaga Uno yang sebelumnya Wakil Gubernur DKI terpilih pada Pilkada 2017 lalu. 

Karena yang bertanding masih orang yang sama maka pemilu 2019 nanti aromanya masih sama dengan tahun 2014. Kubu-kubu yang bersaing masih mengangkat isu-isu lama untuk menjegal lawannya.  

Kubu petahana untuk menyebut pendukung Joko Widodo terus mengangkat masa lalu Prabowo dengan isu penculikan dan pembunuhan aktivis serta diktator terkait mantan mertuanya yang penguasa Orde Baru selama 32 tahun yaitu Presiden Suharto. 

Sedangkan kubu penantang terus saja mengangkat isu keterkaitan antara organisasi terlarang PKI kepada Joko Widodo karena didukung penuh oleh PDIP yang memang kadernya ada dari keturunan orang-orang yang terlibat pemberontakan PKI serta isu ketidakberpihakan Joko Widodo terhadap kepentingan Islam. 

Seharusnya isu-isu seperti itu dicukupkan sudah. Bangsa kita harus menatap jauh kedepan. Banyak sekali persoalan mendesak terkait ekonomi, pendidikan, pengembangan teknologi juga pemberontakan di Papua Barat yang baru-baru ini muncul dan membuat kita terbelalak kala mereka menghabisi dengan sadis 31 pekerja PT Inaka Karya yang sedang melakukan pembangunan Jalan dan Jembatan di Papua Barat. 

Berawal dari kejadian ini muncul mula informasi baru organisasi pemberontak ini ternyata sudah terang-terangan menyatakan perang terbuka kepada Pemerintah Indonesia untuk menghambat seluruh upaya pembangunan yang di daerah papua barat. 

Nah, semestinya yang diangkat kedua kubu adalah solusi-solusi atau ide-ide baru untuk membangun Indonesia ke depan. Nah solusi atau ide itu dipersilahkan diperdebatkan di ruang publik.  

Semisal ide dari Partai Keadilan Sejahtera jika memenangkan Pemilu 2019 akan melaksanakan pemberlakuan SIM seumur hidup seperti halnya KTP, dan yang hangat dibicarakan adalah isu penghapusan pajak untuk kendaraan roda dua serta isu gaji guru diupayakan 20 juta per bulan.  

Atau dari kubu petahanan yang akan menerapkan ekonomi syariah, namun tidak dengan perda syariah seperti yang digalakkan partai pendukungnya Partai Solidaritas Indonesia. Nah isu-isu ini lebih baik dibicarakan dan didiskusikan. Sejauh ini baru ini saja yang muncul ke permukaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun