Mohon tunggu...
Alboin Samosir
Alboin Samosir Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Belajar dan Berjuang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Urgensi Pemindahan Ibu kota

3 Mei 2019   18:50 Diperbarui: 3 Mei 2019   19:06 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jatim.sindonews.com

Jokowi kembali mencuatkan isu pemindahan ibu kota negara. Dalam catatan sejarah wacana ini sudah sering sekali digulirkan. Bahkan, jakarta yang saat itu bernama sunda kelapa, Deendels ingin sekali memindahkan pusat pemerintahan ke Surabaya.

Pun demikian pada jaman Soerkarno wacana tersebut sudah digagas. Palangkaraya menjadi kota pilihan Soekarno memilih nama Palangka Raya untuk kota baru itu, yang berarti "tempat suci, mulia, dan agung". namun, Soekarno sendiri dalam pidato peringatan ulang tahun ke-437 Jakarta tanggal 22 Juni 1964, Sukarno akhirnya menetapkan Jakarta sebagai ibu kota negara lewat Undang Undang Nomor 10 Tahun 1964.

Wacana ini bergulir sampai ke era Susilo Bambang Yudhoyono, di era ini SBY sempat membentuk Tim Khusus, dimana tugas dari tim khusus ini bertugas mengkaji dan menjajaki kota-kota mana yang nantinya yang relevan. dua periode kepemimpinannya berakhir dengan ketidakpastian. nah, sekarang wacana ini kembali digulirkan oleh jokowi bahkan saat periode pertamanya beliau pernah mewacanakan hal tersebut.

Lantas sejauh mana urgensi dari wacana pemindahan ibu kota ?

Penulis sendiri sepakat dengan wacana pemindahan ini bahkan, harapannya ini tidak berakhir tataran wacana melainkan sampai ke tahap yang serius. sehingga perlahan demi perlahan permasalahan yang ada di jakarta dapat terurai dengan baik.

Ada beberapa alasan mengapa penulis sepakat dengan wacana pemindahan ini, pertama, beban Jakarta terlalu berat, dengan luas wilayah 661,5 km2 dan jumlah penduduk hampir 10 juta jiwa pastinya akan menganggu dinamisasi dan mobilasasi pemerintahan. Semua tampak begitu rapat dan padat. Penggelontoran dana besar-besaran disiapkan hanya untuk membuat jakarta sedikit lega. 

kedua, beban ganda jakarta, beban ini membuat jakarta semakin sesak, jakarta, selain menjadi ibu kota, pusat pemerintahan, ia juga berperan menjadi pusat perekonomian. ketiga, Jakarta belum aman dan nyaman, kejadian banjir yang melanda beberapa wilayah di DKI Jakarta seyogiyanya dapat menjadi warning bagi kita betapa tidak nyamannya kota ini. 

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Jakarta terbukti belum mampu meradam banjir. Keempat, letak wilayah Jakarta. jakarta yang terletak di dataran rendah dapat menjadi ancaman bahaya dalam keberlangsungannya, potensi terjadinya beberepa bencana alam sangat mungkin terjadi. sebut saja prediksi para ahli yang menyebutkan Jakarta mengalami penurunan tanah akibat perubahan iklim dan beberapa faktor lainnya. baca

Berdasarkan beberapa poin tersebutlah semakin meyakinkan penulis cepat atau lambat ibu kota negara harus segera dipindahkan. apakah akan dilakukan berangsur-angsur atau dimulai dari pemindahan ibu kota dulu, namun pusat pemerintahan masih di Jakarta. 

Menurut penulis hal tersebut sah-sah saja. dengan mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota negara kita sedang menanam bom waktu, yang nantinya akan meledakkan permasalahan-permasalahan yang lama maupun yang belum terprediksi.

Lantas ke mana ibu kota negara akan dipindahakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun