Mohon tunggu...
Albertus Sindoro
Albertus Sindoro Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula

Seseorang yang mengisi waktu luang dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cak Uji: Antara Mie Ayam dan Atraksi

12 November 2019   10:42 Diperbarui: 12 November 2019   10:47 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cak Uji sedang mempersiapkan semangkuk mie ayam (foto: dokpri)

Mie ayam merupakan salah satu jenis makanan yang dapat ditemui di mana saja. Salah satu lapak mie yang dapat kita temui di kawasan kota Yogyakarta ialah lapak Mie Ayam Lempar Terbang Cak Uji.

Lapak mie ini terletak di Jl. Kolonel Sugiyono, tepatnya di sisi barat perempatan Taman Siswa Kota Yogyakarta. Pemilik lapak, Alih Fauzi atau yang lebih dikenal dengan Cak Uji telah merintis usaha ini sejak 1990. Sehari-hari, ia membuka lapak mienya mulai pukul 18.00 hingga habis. "Kalau tutup tergantung keadaan, kalau ramai ya jam sebelas, kalau sepi ya jam satu maksimal." Tutur Cak Uji. Dalam sehari, ia menyediakan 300 porsi mie ayam.

Dalam menjual mienya, Cak Uji dibantu oleh istri, anak tertua dan satu asisten. Ketiga orang tersebut memiliki peran masing-masing. Sang istri bertugas sebagai 'kasir', satu orang asisten dan anak tertuanya berperan sebagai pembuat minuman serta mencuci mangkok dan gelas. Cak Uji sendiri berfokus pada membuat mie karena dalam proses pembuatannya, ada hal unik yang hanya dapat dijumpai pelanggan di lapak mie ayam Cak Uji. Dan, hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh Cak Uji.

Hal unik yang dimaksud ialah cara Cak Uji meniriskan mie. Ia menyuguhkan atraksi dengan melempar ke atas mie tersebut menggunakkan saringan mie. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ciri khas bagi lapak mie ayamnya. "Harus punya ciri khas di tengah persaingan." imbuhnya. Ia melakukan dua hingga tiga kali untuk meniriskan mie, tergantung pada kandungan air yang diserap mie yang direbus tersebut.

Cara meniriskan mie yang unik tersebut telah ia lakukan sejak ia belajar membuat mie tahun 1987. "Belajar pertama-tama rendah dulu, lama-lama makin tinggi." Ujarnya. Beberapa waktu belakangan, Cak Uji mencoba model lemparan baru. "Sekarang lagi belajar lempar pakai tangan kiri, biar lebih variatif." Ucap lelaki paruh baya ini. Sudah menjadi kebiasaan bagi Cak Uji memegang saringan untuk menangkap mie dengan tangan kanan.

Proses menyajikan semangkuk mie ayam yang dilakukan oleh Cak Uji (foto: dokpri)
Proses menyajikan semangkuk mie ayam yang dilakukan oleh Cak Uji (foto: dokpri)
Sebagai penjual mie selama kurang lebih tiga puluh tahun, Cak Uji telah melewati berbagai pengalaman, mulai dari merintis hingga sukses seperti saat ini. Cita rasa mie yang dimiliki lapak ini tidak serta merta didapat dengan mudah oleh pria asli Lamongan ini. Sebelum membuka warung mie sendiri, ia menuturkan bahwa ia pernah ikut kenalannya berjualan mie di Cianjur, Jawa Barat selama kurang lebih setahun. Setelah merasa cukup, di tahun 1988, ia memberanikan diri membuka warung mie ayam sendiri di kota tersebut. Barulah di tahun 1990, ia berpindah ke kota Yogyakarta.

Cak Uji menuturkan bahwa selama berjualan mie, ia merasa senang ketika apa yang ia jual laku dan masyarakat cocok dengan cita rasa mie ayam buatannya. Ia senang ketika mie ayamnya habis lebih awal karena baginya, hal ini menjadi tanda bahwa masih banyak orang yang cocok dengan mie buatannya. "Masakan enak itu kan relatif, cuma kalo kecocokan kan beda, di sini cocok di sana ndak cocok." 

Baginya, lebih penting mendapatkan konsumen yang cocok dengan citarasa mie ayamnya karena ada kemungkinan konsumen tersebut kembali atau merekomendasikan lapak mie ayam miliknya. Selain itu, ia turut bersyukur dengan kehadiran teknologi seperti media sosial dan Youtube yang membantu memperkenalkan dagangannya selain atraksi yang ia suguhkan kepada pelanggannya. "Didatangi wartawan juga sudah biasa, kemarin (6/11, red) dari Detik." Tambahnya.

Cak Uji di sela-sela kesibukkan menjual mie ayam kepada pelanggan (foto: dokpri)
Cak Uji di sela-sela kesibukkan menjual mie ayam kepada pelanggan (foto: dokpri)
Bagi yang tertarik dengan mie ayam dan ingin melihat atraksi yang dilakukan Cak Uji, bisa langsung datang ke perempatan Taman Siswa Kota Yogyakarta. Cak Uji menyediakan tiga macam porsi, porsi setengah dengan harga Rp 5.000, porsi biasa dengan harga Rp 10.000 dan porsi jumbo dengan harga 15.000,00. Bukan tanpa alasan, ia menentukan tiga macam porsi tersebut berdasarkan pengalaman bahwa pelanggannya memiliki perbedaan 'kekuatan' dalam menyantap mie ayam. "Disesuaikan dengan keinginan pelanggan juga." Ujar Cak Uji terkait porsi yang tersedia di lapak mie ayam miliknya.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun