Mohon tunggu...
Albertius Nirwasita P. Pranata
Albertius Nirwasita P. Pranata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

Saya memiliki minat dalam menulis mengenai topik-topik yang baru saja atau sedang diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Istilah Bahasa Inggris sebagai Standar dalam Pergaulan

25 Juni 2022   13:30 Diperbarui: 25 Juni 2022   13:42 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat ini kembali marak penggunaan istilah -- istilah asing terutama bahasa Inggris dalam pergaulan anak muda. Mereka menggunakan kata -- kata gaul (slang word) dalam bahasa Inggris untuk berbincang dengan teman mereka . Budaya menggunakan istilah bahasa Inggris ini banyak dilakukan oleh para anak muda di Jakarta Selatan (Jaksel) sehingga disebut juga dengan "budaya bahasa jaksel". Para pemuda di Jakarta Selatan sering menggunakan istilah -- istilah bahasa Inggris seperti "which is , literally, you know" dan masih banyak lainnya.Budaya "bahasa jaksel" ini merupakan salah satu efek dan akibat dari globalisasi. Globalisasi menyebabkan mudahnya sebuah informasi masuk dan hal itu yang membuat terciptanya budaya "bahasa jaksel".

Mereka merasa bangga dan merasa keren dengan berbicara menggunakan istilah - istilah dalam bahasa Inggris. Lalu para anak muda tersebut juga merasa bahwa dengan berbicara dan berbincang menggunakan istilah bahasa Inggris tersebut, mereka memiliki status sosial yang lebih tinggi dan merasa dirinya lebih pintar dari para pemuda daerah atau para pemuda yang kurang mengerti bahasa Inggris. Padahal hal ini tidaklah benar. Berbicara menggunakan istilah - istilah asing tidak membuat anak muda tersebut menjadi seseorang yang keren dan pintar. Sebaliknya anak muda tersebut akan terlihat tidak pintar dan keren jika mereka mengucapkan istilah asing tersebut dengan pengucapan dan pelafalan yang salah, juga dalam konteks yang keliru. Lalu mereka sendiri belum tentu mengerti apa arti dari kata dan istilah yang mereka ucapkan. Hal tersebut sangatlah miris, karena mereka sendiri pun tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan. Mereka berbicara dengan menggunakan istilah asing hanya untuk terlihat keren saja.

Hal lainnya yang membuat miris adalah beberapa anak muda tersebut tidak dapat berbicara dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Akibatnya terjadi pergeseran dalam tata bahasa para anak muda tersebut dan hal itu tidak sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka seharusnya lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia daripada menggunakan istilah asing karena kosakata pada KBBI sendiri telah terdapat beberapa kata baru sehingga kita tidak perlu menggunakan istilah asing untuk mendeskripsikan suatu hal. Lalu para bapak pendiri bangsa Indonesia telah bersusah payah memperjuangkan Indonesia agar memiliki satu bahasa sebagai pemersatu dan identitas bangsa. Oleh karena itu mari kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Rachman, R. A. (2019). STUDI FENOMENOLOGI BUDAYA PERILAKU PENGGUNAAN BAHASA ANAK JAKSEL. DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER.

Lutfia, H. (2020). CERMINAN STATUS SOSIAL DALAM TUTURAN VARIASI BAHASA JAKSEL DI TWITTER (Kajian Sosiolinguistik) (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Gustiasari, D. R. (2018). Pengaruh Perkembangan Zaman terhadap Pergeseran Tata Bahasa Indonesia; Studi Kasus pada Pengguna Instagram Tahun 2018. Jurnal Renaissance, 3(2), 433-442.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun